Menparekraf Sandiaga Uno Maksimalkan Santri Buka Peluang Usaha dengan Menguasai Digital Marketing
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong santri Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang mahir memanfaatkan digital marketing dalam memasarkan produk untuk memperluas peluang pasar sehingga dapat mendorong kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja.
“Melalui pelatihan bimbingan teknis digital marketing, kita harapkan santriwan dan santriwati yang produknya ditampilkan tadi bisa lebih mahir dalam menggunakan digital marketing, karena ini salah satu tahapan kita untuk mencetak 1,1 lapangan kerja baru di tahun ini,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Baca Juga: Buwun Sejati Masuk Desa Wisata Terbaik, Sandiaga: Solusi untuk Bangkit dan Penghasilan Meningkat
Menparekraf Sandiaga juga mendorong para santri untuk terus meningkatkan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, dalam mengembangkan produk. Ia menjelaskan inovasi tersebut dapat berupa digitalisasi agar produk buatan dalam negeri menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Kita punya pasar yang sangat besar. Namun jangan sampai kita menjadi sasaran empuk untuk produk yang tidak diproduksi oleh talenta-talenta terbaik kita. Dan jangan lupa untuk berkolaborasi dan adaptasi di era pascapandemi,” ujar Sandiaga.
Dalam mewujudkan percepatan digitalisasi, Kemenparekraf memiliki beberapa program untuk memfasilitasi masuknya pelaku ekraf ke dalam ekosistem digital. Seperti program Widuri (Wirausaha Digital Mandiri) serta Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBl) yang akan membawa pelaku UMKM masuk dalam ekosistem ekonomi digital dalam dua tahun ke depan. Targetnya yaitu sekitar 30 juta pelaku UMKM yang terdigitalisasi.
Pada kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga juga turut menggali permasalahan yang kerap jadi hambatan para santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang. Salah satunya adalah masalah sertifikasi halal.
Baca Juga: Digulung Anies Baswedan, Ustaz Ini Gak Setuju Holywings Ditutup, Alasannya Menohok!
“Permasalahan sertifikasi halal ini memang memerlukan proses yang panjang. Ini kita bantu carikan solusinya,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar