Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menparekraf Kagumi Keindahan Wisata Alam dan Budaya di Desa Sembungan Wonosobo

Menparekraf Kagumi Keindahan Wisata Alam dan Budaya di Desa Sembungan Wonosobo Kredit Foto: Kemenparekraf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Desa Sembungan, Wonosobo, Jawa Tengah menjadi salah satu desa yang dinobatkan debagai desa wisata tertinggi di Pulau Jawa. Selain itu, desa tersebut juga masuk ke dalam 50 besar desa wisata terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Keindahanya pun dirasakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang sangat menikmati keindahan alam dan budaya yang ditawarkan.

Baca Juga: Menparekraf Dorong Perluasan Pasar Pelaku Ekraf di Tegal Lewat AKI 2022

"Kami ingin mengucapkan selamat kepada Desa Wisata Sembungan yang masuk dalam 50 desa wisata terbaik. Ini adalah suatu kolaborasi wisata alam, budaya yang sangat fantastis," kata Menparekraf Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/7/2022).

Menparekraf Sandiaga menceritakan, selama menuju objek wisata, para wisatawan disuguhkan dengan hamparan sawah berlatar bukit hijau dibalut dengan udara pegunungguan yang sejuk. Tempat tersebut berada di ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Eksotisme bentangan alam lainnya yang bisa dinikmati adalah Puncak Sikunir, salah satu objek wisata Desa Sembungan yang menawarkan keindahan pemandangan matahari terbit (sunrise). Bahkan, disebut sunrise di Puncak Sikunir ini yang terbaik di Asia," ujarnya.

Selama menuju Puncak Sikunir, wisatawan disuguhi pemandangan alam lainnya, yaitu Telaga Cebong. Diberi nama Cebong karena bentuknya menyerupai bayi katak. Telaga ini dulunya bekas kawah purba seluas 18 hektare, tetapi seiring waktu kawah tersebut mati atau menyempit dan tersisa sekitar 12 hektare.

Desa Wisata Sembungan ini juga memiliki daya tarik wisata alam air terjun, yaitu air terjun Sikarim. Aliran air terjun Sikarim ternyata berasal dari Telaga Kecebong.

Selain wisata alam, terdapat juga budaya di sana yang menjadi daya tarik. Tari angguk merupakan tari tradisional kerakyatan yang tumbuh secara turun-temurun dalam lingkungan masyarakat. Disebut angguk karena gerakan tariannya sering menggunakan anggukan kepala.

Ada juga ruwatan gimbal, upacara pemotongan cukur rambut pada anak-anak berambut gimbal untuk membersihkan dari hal-hal buruk. Ritual ruwatan ini biasanya diadakan pada tanggal satu sesuai kalender Jawa suro.

"Saya bersama dengan Wakil Bupati Wonosobo, Albar, berkesempatan mengikuti prosesi ritual ruwatan hingga benar-benar terpotong rambutnya," ujar Menparekraf.

Wisatawan yang ingin bermalam juga dapat menempati amnesti Desa Sembungan yang cukup baik. Terdapat toilet, warung makan, camping, dan juga home stay. Biaya homestay per kamar antara Rp250.000 sampai Rp400.000.

Tidak cukup dengan keindahan alamnya, wisatawan juga dapat membawa buah tangan dari produk ekonomi kreatif Desa Sembungan. Mulai dari kulinernya, yaitu carica, terong belanda, dan purwaceng, sampai pilihan fasyen seperti topi, syal rajut, batik, hingga kaos dan kriya gantungan kunci, kerajinan kayu, dan bambu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: