Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Berkah Besar yang Dicapai Jokowi, Dunia Gak Khawatir Lagi karena...

Ada Berkah Besar yang Dicapai Jokowi, Dunia Gak Khawatir Lagi karena... Kredit Foto: Antara/BPMI

Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini ikut memberikan acungan jempol dengan misi Jokowi berkunjung ke Ukraina dan Rusia. Menurut dia, selama 7 tahun terakhir ini, performa politik luar negeri Indonesia kurang begitu greget jika dibandingkan dengan masa Menteri Luar Negeri Adam Malik atau Ali Alatas.

"Jarang sekali saya memberikan pujian. Untuk ini, saya memberikan respek," kata Didik, saat memberikan sambutan dalam diskusi bertajuk "Harapan dari Misi Perdamaian Jokowi", yang digelar secara online, tadi malam. 

Didik mengatakan, perang Rusia-Ukraina memang tak langsung berhenti setelah Jokowi datang. Ada juga negara yang mengritik dan menyepelekan. Australia misalnya, menyebut apa yang dilakukan Jokowi sebagai "diplomasi mie goreng" karena hanya ingin agar Ukraina bisa lagi mengekspor gandumnya. 

Menurut dia, berbagai kritik itu biarkan saja. Jangan dipikirkan. Yang jelas, apa yang dilakukan Jokowi dengan membawa Ibu Iriana ke Ukraina sudah menjadi perhatian dunia. Gimmicknya sudah kuat. Namun, esensinya juga harus kuat. "Jadi, kini menteri luar negeri, dan para diplomat yang ada di bawahnya harus memperkuat apa yang jadi misi Jokowi," sarannya. 

Di tempat yang sama, Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD), Shiskha Prabawaningtyas turut memberikan apresiasi. Kata dia, posisi Indonesia menjadi penengah Rusia-Ukraina sangat kuat. Indonesia saat ini menjadi presidensi G20. Selain itu, Indonesia juga menjadi anggota dari Global Crisis Response Group (GCRG), bersama Jerman, Senegal, dan Brazil. 

Tim yang dibentuk PBB ini bertugas memastikan ketahanan pangan global. Ada dua tugas pokok tim ini yaitu stabilisasi harga pangan yang tengah meroket, dan membantu negara-negara miskin untuk mendapatkan akses terhadap pangan. "Jadi apa yang dilakukan Jokowi ini perlu diapresiasi," kata Shiskha. 

Soal mendamaikan Rusia-Ukraina, Shiskha bilang, memang tidak mudah. Sejarah konflik kedua negara ini panjang. Jadi, bukan kali ini saja Rusia melakukan serangan. Pada 2014 misalnya, Rusia sudah mencaplok semenanjung Krimea.  

Paling tidak, apa yang dilakukan Jokowi dengan mendatangi Ukraina sudah bisa menurunkan tekanan negara barat terhadap Indonesia yang "nekat" mengundang Rusia dalam acara Forum G20. "Dalam jangka pendek, harapannya KTT G20 berjalan sukses sesuai harapan," ujarnya. 

Pembicara berikutnya, Direktur Eksekutif Insitute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam ikut memberikan sanjungan. Menurut dia, kehadiran Jokowi di Forum G7, lalu berkunjung ke Ukraina dan Rusia, adalah double track strategy. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: