Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengapa Dunia Gak Ikut Mendukung Misi Damai Jokowi di Ukraina dan Rusia?

Mengapa Dunia Gak Ikut Mendukung Misi Damai Jokowi di Ukraina dan Rusia? Kredit Foto: HO-Biro Pers Setpres
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia bisa dikatakan sukses. Salah satu indikatornya adalah Jokowi bertemu dua kepala negara yang sedang berseteru yakni Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin. 

Misi perdamaian yang dibawa Jokowi sangat menjadi sorotan mata dunia, pertama karena Indonesia sedang mengemban Presidensi G20 2022, dan juga Indonesia salah satu negara besar. Sayangnya, upaya Jokowi mendamaikan Ukraina dan Rusia tidak diikuti negara lain. Mengapa demikian?

Baca Juga: Berani! Dubes Asing Soroti Jokowi ke Ukraina dan Rusia: Dia Pergi Cuma Urus Mi Instan

Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat menegaskan, upaya Presiden Jokowi yang ingin melakukan perdamaianan dunia sudah seharusnya juga diikuti negara lain. Langkah tersebut dilakukan Jokowi untuk menekan terjadinya krisis yang bisa melanda dunia, mengingat dampak perang Rusia-Ukraina begitu besar.

“Kita apresiasi karena beliau menjadi pemimpin ASEAN pertama yang mengunjungi langsung Ukraina dan Rusia, ini sebagai tanggung jawab beliau sebagai residensi G20. Kita dukung, tentang apakah itu bisa langsung berdamai dan menghentikan perang itu kan tidak bisa Pak Jokowi sendiri. Harusnya seluruh dunia juga ikut dong mendorong perdamaian abadi itu ya,” kata Djarot.

Djarot menyampaikan, langkah Presiden Jokowi merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Bisa aktif melakukan perdamaian dunia.

“Jadi kunjungan ini sebagai manifestasi bahwa garis politik luar negeri kita itu adalah bebas dan aktif, maka kita harus dukung untuk membangun perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Caranya dengan apa? dengan diplomasi, caranya dengan apa?dengan komunikasi, kan begitu,” tegas Djarot.

Tak dipungkiri, lanjut Djarot, perang Rusia-Ukraina juga berdampak pada melonjaknya harga komoditas pangan. Terlebih, beberapa komoditas pangan juga harus ekspor dari Rusia maupun Ukraina.

“Kita juga harus membangun komunikasi dengan Rusia dan Ukraina terkait dengan pasokan pangan ya sebagian besar misalnya begitu ya, saya spesifik aja ya, bahan dasar pupuk itu dari mereka, ya phosphate itu dari mereka,” pungkas Djarot.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: