Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sinyal Waspada! Senjata Teranyar Militer Amerika Melawan China dan Rusia Terinspirasi dari Fiksi Ilmiah

Sinyal Waspada! Senjata Teranyar Militer Amerika Melawan China dan Rusia Terinspirasi dari Fiksi Ilmiah Kredit Foto: Reuters/Staf Sgt. Megan Beatty
Warta Ekonomi, Washington -

Pentagon sedang mengerjakan rencana baru untuk mengatasi persaingan dari China dan Rusia, yakni balon udara. Balon di ketinggian tinggi, terbang di antara 60.000 dan 90.000 kaki, akan ditambahkan ke jaringan pengawasan luas Pentagon dan akhirnya dapat digunakan untuk melacak senjata hipersonik.

Idenya mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah, tetapi dokumen anggaran Pentagon memberi sinyal bahwa teknologi tersebut bergerak dari komunitas ilmiah Departemen Pertahanan (DoD) ke dinas militer.

Baca Juga: Boom! Mendadak Rusia Bagi-bagikan Titik Koordinat Pentagon dan NATO Gara-gara...

“Platform ketinggian tinggi atau sangat tinggi memiliki banyak manfaat untuk daya tahan mereka di stasiun, kemampuan manuver dan juga fleksibilitas untuk beberapa muatan,” kata Tom Karako, dari Program Keamanan Internasional dan direktur Proyek Pertahanan Rudal di Pusat Strategis dan Pembelajaran Internasional, lapor Politico.

Pentagon terus berinvestasi dalam proyek-proyek ini karena militer dapat menggunakan balon untuk berbagai misi.

Selama dua tahun terakhir, Pentagon telah menghabiskan sekitar 3,8 juta dolar AS untuk proyek balon, dan berencana untuk menghabiskan 27,1 juta dolar AS pada tahun fiskal 2023 untuk terus mengerjakan berbagai upaya, menurut dokumen anggaran.

Sementara itu, Pentagon sedang mengerjakan program senjata hipersoniknya sendiri, meskipun uji coba terbaru Rabu (6/7/2022) gagal.

Titik terang bagi AS adalah balon dapat membantu melacak dan mencegah senjata hipersonik yang dikembangkan oleh China dan Rusia.

China mengejutkan Pentagon pada Agustus dengan menguji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir, yang nyaris meleset dari targetnya sekitar dua lusin mil.

Rusia mulai meningkatkan pengembangan senjata hipersonik sebagai tanggapan atas penarikan AS dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik pada tahun 2002. Pemerintah Rusia mengklaim menembakkan rudal hipersonik dalam serangan ke Ukraina pada bulan Maret, menandai penggunaan pertama dalam pertempuran.

Itulah salah satu cara balon bisa berguna – menambah satelit mahal dalam melacak rudal. Balon berbentuk tetesan air mata memanen data kompleks dan bernavigasi menggunakan algoritme AI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: