Presiden Minggat, Rakyat Menggugat, Sri Lanka Kumandangkan Keadaan Darurat
Kredit Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte
Setelah kepergiannya, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor Perdana Menteri di Kolombo, meneriakkan dan menuntut agar baik Presiden maupun Perdana Menteri "dihindari."
Video langsung yang dilihat oleh CNN menunjukkan pengunjuk rasa berbaris menuju gedung kantor Perdana Menteri, berteriak bahwa para pemimpin berusaha melarikan diri.
Baca Juga: Gotabaya Rajapaksa Pengecut, Ingkar Janji Turun Jabatan dan Pergi ke Maladewa
Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan sekelompok pemrotes yang mencoba menerobos penghalang di luar gedung.
Rajapaksa yang diperangi sebelumnya diblokir untuk meninggalkan Sri Lanka setidaknya dua kali pada hari Senin, setelah menolak untuk bergabung dengan antrian imigrasi publik di Bandara Internasional Bandaranaike, kata seorang sumber militer berpangkat tinggi kepada CNN.
Para pembantu Rajapaksa tiba di bandara di Kolombo pada hari Senin dengan membawa 15 paspor milik presiden dan anggota keluarganya --termasuk Ibu Negara Ioma Rajapaksa-- yang telah memesan kursi pada penerbangan Sri Lanka Airlines yang berangkat ke Dubai pada pukul 18:25. waktu setempat, menurut sumber militer.
Tetapi petugas imigrasi menolak untuk memproses paspor yang diberikan kepada mereka oleh pembantu presiden, karena Rajapaksa dan keluarganya tidak hadir secara fisik untuk pemeriksaan silang. Akhirnya, penerbangan berangkat tanpa presiden dan keluarganya, tambah sumber itu.
Upaya lain dilakukan untuk membawa keluarga itu ke penerbangan Etihad yang dijadwalkan meninggalkan Kolombo ke Abu Dhabi pada pukul 21:20. lokal, menurut sumber tersebut, namun masalah yang sama terjadi, karena Rajapaksa menolak untuk bergabung dengan antrian imigrasi umum untuk penerbangan.
Dalam kedua kejadian tersebut, keluarga Rajapaksa berada di ruang tunggu bandara terdekat, menunggu konfirmasi bahwa mereka bisa naik tanpa mengantri di antara anggota masyarakat, kata sumber itu.
Pada hari Selasa, sebuah video yang dirilis oleh seorang mantan perwira polisi mengklaim bahwa Rajapaksa tinggal di sebuah rumah pribadi milik seorang Panglima Angkatan Udara. Angkatan Udara Sri Lanka telah membantah klaim tersebut, menggambarkannya sebagai propaganda yang dimaksudkan untuk menodai citra korps dan pemimpinnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: