Pemulihan Kesepakatan Nuklir buat Iran Adalah yang Utama, Barat Layangkan Peringatan
Iran dan AS melakukan pembicaraan dua hari di Qatar pada akhir Juni dengan mediasi Eropa untuk memulihkan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), sebagaimana kesepakatan nuklir secara resmi dikenal.
Tetapi pembicaraan berakhir tanpa kemajuan, dan kedua belah pihak saling menuduh mengajukan tuntutan yang tidak realistis dan tidak menunjukkan fleksibilitas.
Baca Juga: Amerika Tuduh Pasok Ratusan Drone ke Rusia Bikin Iran Nyap-nyap: Perang Harus Disetop
Iran telah menolak klaim AS bahwa pihaknya telah mengajukan tuntutan yang melampaui kesepakatan awal, dengan mengatakan pihaknya menginginkan jaminan bahwa ia dapat menikmati manfaat ekonomi penuh yang dijanjikan berdasarkan perjanjian tersebut.
Washington terus menjatuhkan sanksi baru pada Teheran karena mempertahankan bahwa upaya diplomatik untuk memulihkan JCPOA masih merupakan pilihan terbaik untuk de-eskalasi.
Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengunjungi Teheran awal bulan ini dalam upaya untuk memfasilitasi lebih banyak negosiasi.
Menteri luar negeri Iran melakukan perjalanan ke Italia awal pekan ini untuk melakukan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari pemerintah Italia dan Vatikan yang, antara lain, mencakup kesepakatan nuklir.
“Jika jendela diplomasi masih terbuka, itu karena inisiatif dinamis Iran,” tweet Amirabdollahian pada hari Senin, menambahkan bahwa AS perlu membuat konsesi untuk kesepakatan akhir.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Yair Lapid telah menyuarakan keprihatinan atas prospek JCPOA yang dipulihkan selama tur regional.
Baru-baru ini, ia bertemu dengan Kanselir Austria Karl Nehammer pada hari Selasa di Tel Aviv dan membahas “tantangan keamanan serta isu-isu regional dalam agenda, terutama ancaman Iran”.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto