Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ya Allah...Trauma Usai Insiden Brigadir J, Kondisi Istri Irjen Ferdy Sambo Sedang Tak Baik-baik Saja

Ya Allah...Trauma Usai Insiden Brigadir J, Kondisi Istri Irjen Ferdy Sambo Sedang Tak Baik-baik Saja Kredit Foto: Dok Instagram Kadiv Propam Polri/JPNN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Istri Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo saat ini dikabarkan mengalami trauma psikis setelah dilecehkan dan ditodong dengan senjata oleh Brigadir J.

Kondisi Wanita tersebut diketahui terus menerus menangis setelah insiden tersebut. Berikut  rangkuman dari kondisi Istri Irjen Ferdy Sambo.

Baca Juga: Buat Laporan Saja, Polri Siap Usut Dugaan Intimidasi Jurnalis Terkait Kasus Brigadir J

1. Mengalami Gangguan Traumatis

Berdasarkan keterangan dari psikolog yang menanganinya, Novita Tandry, ia menyebut bahwa istri Kadiv Propam saat ini tengah mengalami gangguan traumatis karena melihat kejadian tersebut secara langsung. Istri Kadiv Propam mengalami syok hingga terus menerus menangis dan membutuhkan dampingan psikolog.

Novita sendiri merupakan psikolog yang ditunjuk oleh Polres Metro Jakarta Selatan untuk mendampingi istri Ferdy Sambo menjalani trauma healing pasca insiden polisi tembak polisi dan dugaan pelecehan seksual.

"Beliau sekarang mengalami gangguan traumatis karena melihat langsung saat kejadian itu terjadi. Sangat syok dan terus-menerus menangis. Keadaannya secara mental psikologis memang sangat butuh pendampingan dari ahlinya psikolog,” ungkap Novita.

2. Dipicu Adanya Dugaan Pelecehan Seksual

Diketahui, alasan Bharada E menembak Brigadir J karena diduga melecehkan istri Kadiv Propam. Brigadir J sebelumnya tewas ditembak oleh Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan pada hari Jumat, 8 Juli 2022 pukul 17.00 WIB. 

Brigadir J diketahui merupakan sopir istri Ferdy Sambo. Sementara itu, Bharada E merupakan ajudan Ferdy Sambo.

3. Alami Gangguan Sulit Tidur

Baca Juga: Keluarga Brigadir J Lontarkan Isu Peretasan, Polri: Kalau Memang Ada, Bisa Melapor Kepolisian

Diungkap oleh Novita Tandry, istri Kadiv Propam saat ini syok dan mengalami gangguan sulit tidur usai kejadian pelecehan.

"Pada saat bertemu dengan Ibu (istri Kadiv Propam), keadaannya sangat shock terguncang pastinya, trauma, sulit tentunya dia bisa berkonsentrasi dan sejak kejadian sampai sekarang itu tidak bisa tidur pastinya," kata Novita.

Syok yang dialami oleh istri Kadiv Propam tersebut diakibatkan oleh rentetan peristiwa yang dialami olehnya, mulai dari pelecehan, penodongan senjata, hingga kejadian baku tembak di rumahnya. Di tambah beban psikologi dari ramainya pemberitaan atas kejadian tersebut.

Baca Juga: Baru Juga Diresmikan Jokowi, Ternyata Sarinah Sudah Torehkan Capaian Luar Biasa!

"Karena melihat langsung keadaan, yang pasti pertama karena pelecehan, kemudian kedua karena melihat dan menjadi saksi langsung bagaimana terjadinya penembakan," ungkapnya.

4. Didampingi Psikologi Secara Khusus

Novita Tandry menyebut bahwa pemulihan psikologi istri Irjen Ferdy Sambo tersebut perlu dilakukan karena yang bersangkutan memiliki empat orang anak yang butuh perhatian.

Oleh karenanya, Novita menyebut bahwa konsentrasi dari pendampingan psikologis ini dilakukan agar peristiwa tersebut tidak berdampak pada anggota keluarga lainnya.

"Concern saya adalah bagaimana peran ibu ini sebagai istri dan juga seorang ibu, ada anak empat anak umur 21, 17, 15, dan 1,5 tahun. Ini membuat saya justru pendampingan tidak hanya pada ibu, tetapi juga pada anak-anaknya. Apalagi, anak-anak masih sekolah, kuliah, dan masih balita," terangnya.

5. Menjalani Tahapan Penyembuhan

Novita menyebut bahwa terdapat beberapa tahapan dalam penyembuhan trauma healing seorang korban. Tahapan tersebut adalah DABDA dan biasanya membutuhkan waktu 3 sampai 6 bulan.

Baca Juga: Wah! Dihadapan Perwira TNI dan Polri Baru, Tak Disangka Jokowi Singgung Soal Peristiwa Penting Ini

DABDA sendiri merupakan singkatan dari denial (penyangkalan), angry (marah), bargaining (tawar-menawar), depression (depresi), dan acceptance (penerimaan).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: