Sementara itu, anggota Mitra Tani Parahyangan asal Cianjur, Fajar mengaku dirinya sudah 1,5 tahun mengenal aplikasi Agree yang memiliki fitur pencatatan hasil panen, jadwal pemupukan dan penanganan penyakit. Menurutnya, aplikasi tersebut juga bisa melihat histori dari sebelumnya apakah produktivitas menurun atau naik.
"Kita jadi bisa memprediksi semisal menanam di bulan Januari dan panen di Maret, apakah akan cocok menanam suatu komoditas dengan fluktuasi harga yang sedang berlangsung," katanya.
Baca Juga: Idul Adha, Telkom Salurkan Lebih Dari 900 Ekor Hewan Qurban
Fajar menilai fitur pencatatan itu bermanfaat sekali untuk petani memprediksi berapa bulan mulai dari masa pembibitan untuk panen dan aplikasi itu juga bisa memprediksi harga jual ke depannya. Sekalipun awalnya canggung menggunakan aplikasi tersebut, kata Fajar, tapi lambat laun menjadi terbiasa karena senantiasa didampingi field assistant dari Agree.
"Awalnya ya masih belum paham, tapi lama-kelamaan karena dibantu sama Agree juga udah mulai paham sampai sekarang dan banyak sekali manfaatnya, khususnya untuk petani milenial karena mereka sudah paham teknologi ya," ungkap Fajar.
Adapun, Tribe Leader Agree Zuhed Nur menjelaskan kehadiran Agree memberikan solusi digital dari hulu ke hilir untuk menghubungkan semua sektor. Agree membantu permodalan bagi petani, proses produksi, dan teknologi. Singkatnya, Agree memiliki visi membangun sektor pertanian, perikanan, dan peternakan dari hulu ke hilir melalui teknologi dan digitalisasi.
Baca Juga: Kebijakan Pembatasan Pupuk Subsidi Sebaiknya Melihat Kebutuhan Petani
"Saat ini di Agree sudah bergabung sekitar 69 ribu petani terdaftar dan sudah dihubungkan dengan 140 off taker serta perusahaan agrobisnis. Semuanya tersebar di 17 provinsi. Sampai sekarang sudah melayani transaksi produksi dan transaksi pembiayaan sekitar Rp200 miliar yang mengikuti sekitar 40 komoditas," jelasnya
Berkat kolaborasi Agree dan mitranya, terjadi peningkatan produktivitas petani rata-rata 80%. Peningkatan tidak hanya terjadi dalam hal jumlah panen saja, tetapi juga dari sisi keuntungan bersih.
"Kalau panennya lebih dan pupuknya dikasih banyak, bisa jadi ada rugi di pupuk. Belum lagi kalau ternyata kebanyakan kasih pupuk efeknya jelek. Di sini, Alhamdulillah sudah terbukti akan peningkatan keuntungan bersih," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: