Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Ancaman Inflasi Global, Bagaimana Dampaknya ke Keuangan Rumah Tangga?

Ada Ancaman Inflasi Global, Bagaimana Dampaknya ke Keuangan Rumah Tangga? Investasi | Kredit Foto: Amar Bank
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dunia tengah diliputi ancaman ekonomi yang disebabkan oleh inflasi. Sejumlah negara terancam mengalami kebangkrutan sebagaimana yang dialami Sri Lanka, misalnya Laos dan Myanmar. Oleh karena itu, para pemegang kebijakan negara gencar melakukan upaya antisipasi guna menghindari negaranya menghadapi risiko kebangkrutan akibat inflasi.

Tak hanya negara, inflasi juga akan berdampak pada keuangan rumah tangga. Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini, mengungkapkan inflasi akan memengaruhi sejumlah aspek yang berperan penting dalam kesehatan keuangan rumah tangga. Artinya, inflasi tak hanya mengancam di tingkat skala makro, tetapi juga skala mikro.

Dampak Inflasi ke Keuangan Rumah Tangga

Mike menjelaskan aspek pertama dari dampak inflasi yang akan berpengaruh signifikan terhadap keuangan rumah tangga adalah meningkatnya harga layanan produk maupun jasa. Di Indonesia, jumlah kenaikan harga produk dan jasa diperkirakan mencapai 2% sampai 4%.

Baca Juga: Inflasi Indonesia Relatif Aman, Tapi Pemerintah Jangan Diam Saja atas Gejolak Dunia!

"Dampaknya, secara kebijakan moneter sendiri, tentunya akan terjadi penyesuaian tingkat suku bunga oleh Bank Indonesia. Akhirnya, akan sampai juga ke tingkat ekonomi keluarga ketika terjadi inflasi tinggi," ujar Mike saat dihubungi Warta Ekonomi, Kamis (14/7/2022).

Salah satu sektor yang akan mengalami tekanan adalah sektor properti. Lesunya sektor properti nanti akan menyulitkan akses masyarakat terhadap kebutuhan rumah tinggal. "Di sini, memang dibutuhkan kebijakan pemerintah untuk membantu, terutama [kepada] masyarakat berpendapatan rendah yang memerlukan kebutuhan dasar mengenai rumah tinggalnya," jelasnya.

Aspek lain yang juga akan terdampak, menurut Mike, ialah kebijakan subsidi. Kenaikan suku bunga yang mungkin dilakukan oleh BI berpeluang menurunkan nilai subsidi pemerintah. Sementara apabila harga kebutuhan pokok naik, daya beli masyarakat akan makin tertekan.

"Harga naik, tapi kebutuhan kita tidak berkurang. Ini kalau tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan atau penghematan, tentunya akan membuat masyarakat mengalami kesulitan," ungkap Mike.

Apabila daya beli masyarakat turun, kondisi ini akan berdampak pada kinerja dunia usaha. Kekhawatiran terbesar dari melemahnya kinerja dunia usaha adalah terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Dampak inflasi global ini bisa jadi akan menekan dunia usaha. Kalau dunia usaha kinerjanya turun, keuntungannya turun, bisa berakibat karyawannya mengalami gelombang PHK lanjutan," papar Mike. "Bisa juga ada pemotongan, misalnya dari gaji atau tidak terima bonus. Itu kan juga langsung berdampak terhadap perekonomian rumah tangga."

Oleh karena itu, Mike mengimbau agar masyarakat mulai bersiap merencakan keuangan mereka guna mengantisipasi ancaman dari inflasi global.

"Rumah tangga perlu mengkaji ulang pengeluaran-pengeluarannya terkait dampak inflasi global ini," tutur dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: