Dalam pertemuan bilateral fisik Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu) Sri Mulyani dengan Menkeu Amerika Serikat (AS) Janet Yellen, keduanya sepakat untuk menggarisbawahi bahwa konsekuensi isu geopolitik yang belum mengalami de-eskalasi menjadi penyebab krisis pangan dan energi yang sedang terjadi.
Hal ini mengingat berbagai dampak yang ditimbulkan oleh konflik di Ukraina menjadi salah satu pemicu terus melambungnya harga energi dunia, dan menyebabkan munculnya tantangan pada perekonomian global. Untuk mengatasi hal tersebut, berbagai opsi kebijakan perlu didiskusikan agar pasokan minyak dunia tetap terjaga dan harga minyak dunia dapat kembali kepada level sebelum konflik.
“penanganan krisis pangan dan energi di dunia harus diakselerasi karena sejatinya siapapun berhak untuk mengakses makanan dan energi secara terjangkau," kata Sri Mulyani di sela-sela Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank G20 (3rd Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG), di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).
Lebih lanjut, menanggapi usulan AS, Sri Mulyani akan membahasnya bersama-sama dengan Menteri terkait yang menangani sektor energi.
Baca Juga: Sri Mulyani Bertemu Menkeu China, Apa Saja yang Dibahas?
Ia juga menegaskan, hasil dari Pertemuan Ketiga FMCBG akan dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat dunia. Hal itu selaras dengan semangat Presidensi G20 Indonesia untuk terus bekerja keras dan berkontribusi dalam menangani berbagai permasalahan utama di dunia.
Hal tersebut juga menjadi bukti nyata atas signifikansi dan relevansi peran Presidensi G20 Indonesia untuk mencapai pemulihan ekonomi global secara bersama, selaras dengan arah tema Presidensi G20 Indonesia, “Recover Together, Recover Stronger”.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: