Sandiaga Uno Gandeng Mitra Strategis untuk Desa Wisata Demi Kembangkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan
Bicara seni, Wayang Kulit merupakan suguhan seni pertujukan yang ikonik. Kemudian ada Tari Jathilan atau kuda lumping. Seni dengan ciri khas sang penari membawa kuda yang terbuat dari anyaman. Pertunjukkan ini menunjukkan atraksi yang menarik dan magis. Selain Jathilan, ada beberapa jenis tarian khas masyarakat setempat, yakni Bangilun dan Lengger Tapeng.
Sementara kekayaan budaya ada Kenduri. Yaitu perjamuan makan sebagai wujud pengabdian dan ketulusan penyembahan kepada sang pencipta. Upacara ini biasa dilakukan untuk memperingati peristiwa juga meminta berkah. Kemudian, ada Merti Desa. Tradisi yang dimaknai oleh masyarakat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena hasil panen yang melimpah. Tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat agraris ini berfungsi untuk menumbuhkan sikap gotong royong dan kepedulian masyarakat.
Wisatawan juga dapat berburu oleh-oleh seperti Teh Sangrai Widosari, Kopi, Enting-enting Jahe, Geblek, Gula Aren, batik tulis, batik cap, batik gradasi, sandal dari cip jagung, kentongan ukir, topeng kayu, hingga wayang kulit. Di sini, pelancong juga dapat bermalam di Rumah Joglo. Destinasi Desa Wisata Widosari sendiri telah memenangkan penghargaan homestay terbaik di DIY.
Kepada awak media, Sandi mengungkapkan, prestasi yang diraih DIY. Di mana, sidang umum PBB secara khusus memberikan penghargaan kepada Desa Wisata Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Gunungkidul. ”Indonesia menerapkan best practice dalam pengembangan pariwsiata yang berkualitas dan berkelanjutan. Oleh karena itu Kemenparekraf sekarang all out. Kami tidak setengah-setengah. 50, 50 nya ini tahun lalu saya kunjungi semuanya. Dan tahun ini adalah desa wisata yang ke-14. Yang saya kunjungi masih ada 36 lagi. Dan ini seserius itu kita. Dalam pengembangan desa wisata,” beber Sandi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: