Pengguna Harus Paham Norma Kesopanan di Ruang Digital Sama seperti di Dunia Nyata
Para pengguna ruang digital berinteraksi dengan berbagai perbedaan kultural. Setiap orang di dalamnya juga berpartisipasi dalam berhubungan melintasi geografis dan budaya. Interaksi antarbudaya tersebut kemudian menciptakan standar etika baru, di mana juga terjadi kolaborasi antarpenggunanya.
"Segala aktivitas di media digital memerlukan etika digital," ujar Fasilitator Tular Nalar Guru dan Korwil Mafindo Bekasi Raya, Erie Heriyah, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Jumat (15/7/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Baca Juga: Menghilangnya Toleransi dan Budaya Keramahtamahan Indonesia di Dunia Maya
Lebih lanjut dia mengatakan, kompetensi dalam literasi digital terkait etika berinternet antara lain mengakses informasi sesuai netiket di platform digital, menyeleksi dan menganalisis informasi, memahami netiket dalam upaya membentengi diri dari tindakan negatif. Etika tersebut juga berlaku saat memproduksi dan mendistribusikan informasi.
Individu di ruang digital juga harus bisa memverifikasi pesan sesuai standar etika di internet. Kemudian mampu membangun relasi sosial dengan menerapkan etika digital dan dapat berkolaborasi data informasi dengan nyaman serta aman. Apalagi, internet seperti dua mata pisau, bisa jadi baik dan buruk tergantung bagaimana penggunanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum