Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kantongi Restu Pemegang Saham, Diagnos Rambah Bisnis Klinik Sebagai Lini Bisnis Baru

Kantongi Restu Pemegang Saham, Diagnos Rambah Bisnis Klinik Sebagai Lini Bisnis Baru Kredit Foto: Ist

Strategi Bisnis 

Perseroan meyakini bila pada tahun ini industri kesehatan akan mengalami peningkatan seiring dengan perubahan pola masyarakat selama pandemi Covid-19.

Mesha mengungkap bila strategi yang tetap dilakukan ialah fokus mengembangkan sumber bisnis, produk dan mutu layanan, penyempurnaan bisnis proses, dan memperluas peluang kerja sama dengan rekanan baru demi membuka pasar baru. 

“DGNS juga akan beradaptasi dengan teknologi dan digitalisasi menghadapi industri 4.0, dimana DGNS menyiapkan beberapa strategi-strategi transformasi digital yang langsung merubah layanan-layanan perseroan baik dari layanan laboratorium klinik, maupun layanan laboratorium genetik yang dimiliki perseroan,” ujar Mesha. 

Baca Juga: Diagnos Laboratorium Pacu Ekspansi Bisnis dengan Bangun Klinik di Bandung

Ia mengungkapkan bila pada 29 Maret 2022, perseroan membuka outlet di Kebon Jahe, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Banten, dengan menggandeng PT Amalia Jannah Medika Serang. 

DGNS juga melakukan penyertaan saham seri A2 di startup bioteknologi Singapura, Nalagenetics Pte Ltd, sebanyak 184,046 saham senilai US$ 500.000 atau setara dengan Rp 7,19 miliar (kurs Rp 14.389/US$).

Di kuartal I-2022, DGNS mencatat kinerja positif dengan pendapatan Rp 57,89 miliar  atau meningkat 13% dari periode kuartal ke 4-2021 yaituRp 51,2,87 miliar (quarter on quarter/qoq).  Laba bersih tercatat meningkat menjadi Rp 8,40 miliar secara kuartalan (quarter on quarter/qoq) dari kuartal IV-2021 yang di bawah Rp 1 miliar.

DGNS meraih pendapatan pemeriksaan non-Covid-19 sebesar Rp 31,8miliar, naik 57,8% dari sebelumnya Rp 19,3 miliar yoy, seiring dengan jumlah tes non-covid yang naik 41,3 % menjadi 171.000 tes dari 121.000 tes. Layanan medical checkup bahkan melesat 259,8% menjadi 2.853 pemeriksaan dari 779 pemeriksaan.

“Pertumbuhan sektor layanan pemeriksaan genomik juga menjadi salah satu pendapatan yang akan kembali tumbuh di era ini, ditandai dengan pertumbuhan 50% yoy di Q1-2022,” ujar Managing Director DGNS Dennis Jacobus.

Tahun lalu, perusahaan membukukan pendapatan Rp 302,18 miliar, naik 65% dari 2020 sebesar Rp 183,17 miliar seiring dengan pendapatan pelanggan pihak ketiga yang melesat 155%, didominasi pelanggan klien korporasi 34%. 

“Tahun ini prospek industri kesehatan masih terus tumbuh lantaran perubahan pola masyarakat selama pandemi, di mana masyarakat mulai sadar pentingnya pencegahan (preventif) melalui pemeriksaan dini kesehatan,” kata Dennis.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: