Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dugaan Peretasan Pihak Keluarga Brigadir J, Omongan Komnas HAM Nggak Main-main: Kami Dapat Cukup Detail!

Dugaan Peretasan Pihak Keluarga Brigadir J, Omongan Komnas HAM Nggak Main-main: Kami Dapat Cukup Detail! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat/hp
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selain CCTV mati, kini dugaan peretasan handphone di kasus tewasnya Brigadir J mulai menyeruak.

Menganai hal ini Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM menduga kasus peretasan yang dialami sejumlah anggota keluarga Brigadir J berkaitan dengan kasus penembakan.

Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam mengatakan hal tersebut, karena yang mengalami peretasan merupakan anggota keluarga Brigadir J.

"Sepanjang kami yang dapat dengan background orang tua, pasti berhubungan peretasan dengan ini (kasus kematian Brigadir J)," kata Anam saat ditemui wartawan di Kantor Komnas HAM, Rabu (20/7/2022).

Anam mengatakan mendapat informasi peretasan langsung dari keluarga Brigadir J saat mereka datang ke Jambi untuk meminta keterangan. Selain peretasan keluarga juga diblokir dari ponsel Brigadir J.

"Terkait peretasan kami dapatkan informasi yang cukup detail, kapan terjadi, pada siapa, dan bagaimana, termasuk apakah ada yang hilang, atau tidak. Kami mendapat informasi yang cukup untuk itu," kata Anam.

Peretasan dan Pemblokiran

Baca Juga: Nggak Tercium Soal Rencana Pembebasan Bersyarat, Manuver Habib Habib Rizieq Shihab dan Tim Terkuak: Sedikit Salah, Bisa Batal!

Sebelumnya, Kamaruddin Simanjuntak, koordinator tim kuasa hukum keluarga Brigadir J mengatakan percakapan antara Brigadir J dan keluarganya terjadi Jumat (8/7) sekitar pukul 10.00 WIB.

“Pukul 10.00 WIB dia (Brigadir J) masih aktif berkomunikasi melalui telepon dan melalui WhatsApp kepada orang tuanya, khususnya melalui grup WA keluarga,” kata Kamaruddin.

Dalam komunikasi tersebut, kata Kamaruddin, Brigadir J menyampaikan informasi kepada keluarganya akan mengawal keluarga atasannya (Irjen Polisi Ferdy Sambo) balik ke Jakarta. Dengan asumsi perjalanan memakan waktu selama 7 jam maka Bigadir J meminta izin keluarganya untuk tidak menghubungi saat bertugas.

Saat komunikasi itu terjadi, Brigadir J sedang berada di Magelang, sedangkan orang tua, kakak, dan adiknya sedang berada di Balige, Sumatera Utara, dalam rangka ziarah.

“Jadi percakapan terakhir di Balige, Sumatera Utara, dengan korban (Brigadir J) di Magelang,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: