Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentingnya Peran Pemuda dalam Mencapai Transisi Energi dan Berbagai Sektor Perekonomian Hijau

Pentingnya Peran Pemuda dalam Mencapai Transisi Energi dan Berbagai Sektor Perekonomian Hijau Kredit Foto: Antara/Anis Efizudin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Transisi ke energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan sesuatu yang membutuhkan kolaborasi semua pihak, termasuk anak muda itu sendiri. 

Hal ini yang ditekankan oleh para narasumber di acara talk show bertajuk "Planet yang Berkelanjutan dan Layak Huni" di KTT Y20 di Jakarta, Selasa (19/7/2022). Jelang finalisasi rekomendasi kebijakan Communiqué, para delegasi Y20 memantapkan pemahamannya tentang perubahan iklim dan transisi energi. 

Presiden COP26 Alok Sharma menekankan pentingnya peran generasi muda dalam mendorong pemimpin dunia untuk memenuhi janjinya dalam mengatasi isu perubahan iklim. 

Baca Juga: Targetkan Bauran EBT 23 Persen pada 2025, PLN Telah Realisasikan Bauran EBT 12 Persen hingga 2022

"Sebagian besar pemangku kepentingan adalah anak muda, dan pada akhirnya juga masa depan akan berada di tangan pemuda. Untuk itu, Anda harus bisa mendorong para pemimpin dunia untuk memenuhi komitmen mereka di COP26,” jelas Alok Sharma kepada para delegasi muda Y20. 

Sementara, Anggota DPR RI Dyah Roro Esti menegaskan pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) menjadi 23% pada 2025. Sebab, sampai 2021, bauran EBT di Indonesia baru 11,5%. 

"Ini bukan hanya tugas anggota parlemen, tetapi juga para pebisnis, akademisi, sektor publik dan sektor swasta, termasuk juga anak-anak muda seperti Anda. 

Semua orang punya peran yang sangat penting untuk memastikan Indonesia bisa mencapai transisi energi dengan cara yang terbaik," kata Roro Esti. 

Baca Juga: Indonesia dan Inggris Sepakat Perkuat Kerja Sama di Bidang EBT

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid memandang, pemuda bisa membantu pencapaian kelestarian alam, salah satunya melalui berbagai usaha rintisan (startup). Pemuda diharapkan menemukan cara menekan biaya dalam upaya transisi energi, termasuk peralihan penggunaan ke EBT. Arsjad menegaskan bahwa apapun bentuk upaya menuju ekonomi hijau, tidak bisa dilakukan tanpa modal. 

“Jadi bagaimana menekan biaya itu yang harus ditemukan. Harapannya, startup dan pengusaha pemula bisa mengintervensi hal tersebut, bagaimana cara memecahkan masalah ini (biaya.red),” tegas dia. 

World Bank Managing Director Mari Elka Pangestu mendorong peran pemuda untuk memanfaatkan berbagai sektor perekonomian hijau dan menangkap permintaan atas transisi menuju EBT. Termasuk mendorong pemuda untuk berkontribusi mencapai dekarbonisasi dan merencanakan investasi modal yang terintegrasi di sektor perekonomian. 

“Jadi, banyak sekali peluang dan kesempatan. Namun yang diperlukan adalah political will dan dukungan dari semua pihak dari sektor finansial dan bank-bank multilateral. Begitu juga pemuda yang harus memastikan Indonesia tetap berada di jalur tepat ini. Sebab Indonesia punya peluang untuk mencapai pembangunan yang tangguh dan inklusif," tutur Mari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: