Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airlangga Hartarto: Kartu Prakerja Dukung Visi Indonesia Emas 2045

Airlangga Hartarto: Kartu Prakerja Dukung Visi Indonesia Emas 2045 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Kartu Prakerja menjadi salah satu program andalan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat untuk memasuki dunia kerja dan usaha. 

Ketua Umum Partai Golkar itu juga mengatakan capaian positif dalam Kartu Prakerja. Hal itu dibuktikan  dengan jumlah peserta yang diterima dalam Program Kartu Prakerja sebanyak 11,4 juta orang pada 2020 dan 2021. 

Survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari, 84,18% peserta mengaku Kartu Prakerja dapat meningkatkan ketrampilan kerja. Ia juga mengharap masyarakat bisa memanfaatkan program tersebut untuk menambah kemampuan, wawasan, serta jejaring dalam berusaha.

"Ini merupakan capaian positif, dan pemerintah berkomitmen untuk terus menyediakan program peningkatan skill seperti ini untuk mengakselerasi kemampuan SDM nasional. Ini sesuai dengan Visi Indonesia Emas 2045," tegas Airlangga Hartarto, Kamis (21/7/2022).

Kepala Pusat Penelitian Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nawawi mengungkapkan Kartu Prakerja menjadi salah satu pendukung untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Kartu Prakerja ada untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kerja Indonesia untuk bisa bersaing dalam pasar tenaga kerja.

"Itu harus embeded karena kita dalam konteks penyiapan tenaga kerja kita dihadapkan pada permasalahan over supply, di mana tenaga kerja kita terlalu banyak sementara kapasitas ekonomi untuk menyerap mereka masih terbatas. Sehingga dengan adanya program ini, otomatis bisa meningkatkan kapasitas mereka, para pekerja kita, sehingga diharapkan mereka juga bisa bersaing," terang Nawawi.

Menurutnya, untuk bisa mencapai visi Indonesia Emas 2045, dibutuhkan SDM yang mumpuni. Tidak hanya unskilled workes tapi juga skilled workers.

"Untuk menuju Indonesia Emas 2045, kita juga butuh skilled workers, tidak hanya unskill workers. Itu harus ditingkatkan. Makanya ini bagian dari desain bagaimana kita bisa meningkatkan kapasitas keterampilan pekerja kita," ungkapnya.

Nawawi mengungkapkan program Kartu Prakerja didasari semangat untuk menyiapkan tenaga kerja mandiri. Hal itu dibutuhkan untuk mensiasati kesenjangan antara tenaga kerja dan lapangan kerja. Kapasitas tenaga kerja dan angkatan kerja begitu banyak sementara daya serap ekonomi masih terbatas. Lalu bergeser ke arah semi-bantuan sosial (bansos) akibat pandemi covid-19.

"Dengan adanya Kartu Prakerja ini bisa menciptakan pekerja-pekerja mandiri baru yang tidak tergantung dari pasar tenaga kerja yang terbatas. Itu idenya. Sekarang masuk ke semi-bansos akibat dari dampak pandemi banyak orang kehilangan pekerjaan," ujarnya.

Dikatakan, itu adalah hal positif dan patut diapresiasi. Karena ada ada upaya untuk melindungi pekerja sekaligus juga menciptakan kesempatan pekerja untuk meningkatkan keterampilan dan kapasitas. Nawawi juga mengaresiasi komitmen pemerintah untuk tetap melanjutkan program tersebut. Karena menurutnya, Kartu Prakerja membutuhkan dana yang tidak sedikit.

"Dalam konteks Indonesia, karena kita negara berkembang punya program seperti ini. Karena tantangan bagi negara berkembang adalah bagaimana bisa mendanai program ini. Dan ini dananya tidak kecil tapi besar sekali. Komitmen pemerintah untuk pelaksanaan program ini ya saya sangat apresiasi, terlepas dari masalah di lapangan yang sering kita dengar," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho Program Kartu Prakerja telah masuk tahun ketiga, sudah gelombang ke 37. Sudah saatnya program semi bansos ini dievaluasi oleh pemerintah dan dipertajam sesuai kebutuhan dunia kerja sekarang. 

“Paska pandemi, catatan saya pemerintah harus lebih fokus, mempertajam aspek edukasi dan kebermanfaatannya. Paska mendapatkan pelatihan, apa yang terjadi, pemerintah bisa melakukan evaluasi dan survei,” katanya, Kamis (21/7). 

Survei dimaksudkan untuk mencari tahu capaian dan keberhasilan dari program Kartu Prakerja. Darisitu pemerintah bisa mengevaluasi dan memilihkan jenis pelatihan baru yang sesuai. “Sehingga betul betul link and match dengan kebutuhan pasar tenaga kerja,” jelas Dimas. 

Program Kartu Prakerja dikeluarkan oleh pemerintah sejak April 2020. Peserta yang berhasil lolos seleksi program Kartu Prakerja akan mendapat manfaat berupa bantuan pelatihan/pembekalan kompetensi kerja dan/atau kewirausahaan. Para peserta juga mendapatkan insentif tunai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: