Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sandiaga Uno Rangkul Desa Wisata untuk Terapkan Konsep Community Base Tourism

Sandiaga Uno Rangkul Desa Wisata untuk Terapkan Konsep Community Base Tourism Kredit Foto: Kemenparekraf

Bicara soal potensi wisata, Desa Pariangan telah mendunia. Desa Nagari Pariangan terletak di Lereng Gunung Marapi, tepatnya di Kecamatan Pariangan. Lokasinya sekitar 95 kilometer dari utara Kota Padang, dan 35 kilometer dari Kota Bukittinggi. Nagari Pariangan juga berada di antara Kota Batusangkar dan Padang Panjang. Nagari Pariangan memiliki luas 17,97 kilometer persegi.

Tak hanya juara karena keindahannya, berada di ketinggian sekitar 500 – 700 meter di atas permukaan laut membuat udara di Nagari Pariangan begitu sejuk. Secara geografis, Gunung Marapi masih aktif hingga saat ini. Gunung tersebut terakhir meletus pada 2014. 

Berada di wilayah pegunungan membuat panorama alam di Nagari Pariangan begitu luar biasa. Media pariwisata dari New York, Amerika, Travel Budget pada 2012 menjadikan Nagari Pariangan sebagai desa terindah di dunia bersama desa lainnya di dunia, salah satunya seperti Niagara on The Lake di Kanada.

Beberapa paket wisata alam dan buatan yang ditawarkan di Pariangan di antaranya; Rice Fields Walk, trekking air terjun, dan berkemah di Puncak Aro. Sedangkan seni dan budaya, Pariangan memiliki alat musik Talempong Pacik. Pacik dalam bahasa Indonesia berarti pegang. Jadi Talempong pacik adalah alat musik yang dibunyikan dengan cara dipegang dan dipukul. Talempong pacik dimainkan dengan cara dijinjing dengan tangan kiri dan dipukul dengan stik menggunakan tangan kanan.

Lalu ada Tari Piriang adalah tarian tradisional Minangkabau yang menampilkan atraksi menggunakan piring. Para penari mengayunkan piring di tangan mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa satu pun piring terlepas dari tangan. Gerakannya diambil dari langkah dalam silat Minangkabau atau silek. 

Sementara soal kuliner, wisatawan dapat mencicipi Dakak Dakak dan Kopi Kawa Daun. Sedangkan oleh-olehnya bisa membawa Batik Ampas Kopi, alat musik saluang dan bansi serta kerajinan rajutan. Soal penginapan, wisatwan dapat bermalam di homestay.

Ada tujuh bangunan yang meliputi tiga bangunan berupa bangunan Rumah Gadang dan empat bangunan beton. Itu semua telah lengkap dengan fasilitas pendukung lainnya yang dibutuhkan wisatawan untuk bermalam.  

ADWI sendiri telah memasuki tahun kedua. Itu merupakan salah satu program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang sedang digalakan oleh Kemenparekraf/Baparekraf.

Tema tahun ini adalah Kebangkitan Ekonomi untuk Indonesia Bangkit. Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing Global, Berkelanjutan, dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: