Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Wacana Jodohkan Puan-Anies di Pilpres 2024, Sekjen PDIP Singgung Soal Ini

Soal Wacana Jodohkan Puan-Anies di Pilpres 2024, Sekjen PDIP Singgung Soal Ini Kredit Foto: Ant
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekeretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, turut menanggapi penilaian Menteri Investasi Bahlil Lahadahlia yang mengatakan bahwa wacana menduetkan Ketua DPR RI Puan Maharani dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk Pilpres 2024 sangat bagus. Bahkan Bahlil menilai duet itu bisa memenangi peratarungan satu putaran.

Hasto menegaskan, bahwa wacana saling menjodohkan tokoh untuk Pilpres memang bukan suatu hal yang dilarang dalam demokrasi di Indonesia.

Namun, keputusan mengenai siapa calon presiden dan calon wakil presiden dari PDIP akan diputuskan oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputeri.

Baca Juga: NasDem Jangan Usung Anies Baswedan, Bisa Kesulitan Nanti

"Terhadap wacana berbagai bentuk perjodohan politik untuk saling mencalonkan selama belum ada keputusan hal tersebut tidak dilarang di dalam tradisi demokrasi kita. Tetapi kami di sini kami tegaskan kembali ibu ketua umum yang akan mengambil keputusan politik," kata Hasto dalam konferensi persnya secara daring, Kamis (21/7/2022).

Hasto mengatakan, dalam membangun kerja sama terutama untuk Pilpres 2024 atau penentuan pasangan capres-cawapres harus melihat aspek Ideologi kultural basis massa pemilih.

Menurutnya hal itu penting untuk memastikan dukungan rakyat agar yang diusung PDIP dapat memenangkan Pilpres.

"Hal itu yang akan dilihat juga kinerja dari kepemimpinannya sehingga kami melihat jangan sampai ada pasangan calon yang diusung dari basis pemilihnya tidak mungkin ada suatu, tidak temu karena pandangan ideologisnya," ungkapnya.

Sementara di sisi lain, kekinian PDIP memurutnya, lebih memilih fokus menyelesai persoalan di tengah masyarakat.

"Kami lebih memilih menyelesaikan persoalan di tengah rakyat daripada mengambil wacana-wacana yang menurut PDIP saat ini tidak begitu urgen untuk kami dorong karena berbagai persoalan perekonomian ketidakpastian global yang harus kita antisipasi dengan sungguh-sungguh sehingga wacana Pilpres terlalu dini itu justru bisa menjadi energi negatif bagi upaya pak Jokowi mengejar prestasi," tandasnya.

Usulan Puan-Anies

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menilai bahwa wacana menduetkan Ketua DPR RI Puan Maharani dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk Pilpres 2024 sangat bagus. Menurutnya, duet itu bisa memenangi peratarungan satu putaran.

Hal itu disampaikan Bahlil dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia bertajuk 'Evaluasi Publik Terhadap Kinerja Pemerintah Dalam Bidang Ekonomi, Politik, Penegakan Hukum, dan Pemberantasan Korupsi' pada Senin (11/7).

Awalnya, soal wacana menduetkan Puan-Anies tersebut merupakan pertanyaan untuk Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi. Sebelum Burhanuddin menjawab pertanyaan tersebut, Bahlil kemudian nyeletuk.

"Itu pasangan bagus (Puan-Anies) itu bisa satu putaran itu," celetuk Bahlil.

Kemudian Burhanuddin menjawab pertanyaan tersebut. Menurutnya, duet Puan-Anies bisa jadi pasangan yang saling melengkapi.

"Tetapi dari sisi kualitatif pasangan Puan dan Anies itu saling melengkapi dari sisi kekuatan partai, misal mba Puan punya partai besar PDIP yang bisa mencalonkan tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Sementara Anies dari figur non parpol," ujarnya.

Menurutnya, dari sisi latar belakang, duet Puan-Anies dinilai sangat unik. "Dari sisi latar belakang punya kombinasi yang unik mba Puan figur politisi ketua DPR pernah jadi menko, mas Anies latar belakangnya akademisi beliau juga sekarang jadi kepala daerah. Jadi banyak kombinasi unik antara keduanya," tuturnya.

Adapun berdasarkan sisi elektoral, Burhanuddin menyampaikan, duet tersebut bisa diterima oleh segmen pendukung masing-masing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: