Bantul Targetkan Jadi Kota Kreatif Dunia, Kementerian dan Astra Kerja Sama Siapkan Bahan Baku Lokal
Pemerintah Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menargetkan wilayahnya menjadi daerah kreatif bahkan berskala internasional. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan pelaku industri kreatif yang cukup banyak.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana saat menghadiri seremoni ekspor Desa Sejahtera Astra (DSA) Kriya, di Hutan Pinus Mangunan, di Bantul, Selasa (26/7/2022).
Baca Juga: Menparekraf Dorong Kabupaten Demak Tergabung dalam Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia 2023
Menurutnya, di wilayahnya terdapat 75 sentra industri, yang 44 di antaranya industri kreatif. Selain itu, terdapat 128 ribu pelaku UMKM meski luas wilayah Bantul hanya 503 km persegi. Dengan banyaknya pelaku industri kreatif ini, menurutnya, tidaklah heran Bantul menjadi daerah dengan ekspor tertinggi di DI Yogyakarta.
"Bantul ingin punya brand, jadi kota/kabupaten kreatif versi Unesco," katanya.
Meski demikian, dia mengakui perlu upaya berat untuk menuju ke arah tersebut. Salah satu kendala yang dihadapi adalah minimnya bahan baku lokal dalam industri kreatif. "Kami perlu di-support bahan baku, memang kami masih mendatangkan dari luar daerah," ujarnya.
Padahal, kata dia, dengan ketersediaan bahan baku lokal, akan memaksimalkan potensi industri kreatif. "Alhamdulillah sekarang ini ada support dari Astra. Kami berharap kegiatan ini sinergi, bisa membentuk ekosistem baru. Usaha akan lancar, ketika ekosistemnya lengkap," ungkapnya.
Jika seperti itu, dia optimistis pelaku industri kreatif Bantul akan berjaya dari tingkat hulu hingga hilir. "Jika ada ekosistem yang besar di tingkat nasional ini, ekonomi Indonesia bisa lebih maju sehingga tidak sendiri-sendiri, sasarannya akan tepat," imbuhnya.
Adapun Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, PDTT, Harlina Sulistyorini, menjelaskan, desa-desa di Tanah Air harus berkembang. "Di DIY ada 392 desa, yang statusnya mandiri ada 184. Ke depan semoga ada lagi 200 desa mandiri," ungkapnya.
Salah satu kunci penguatan desa ini dengan berkolaborasi dengan pihak lain. "Tidak bisa jika hanya sendiri saja," ujar Harlina.
Untuk penguatan tersebut, dia menyebut desa bisa melakukan pengembangan BUMDes, "Tata kelola ekonomi desa ditingkatkan, BUMDEs. BUMDes mempunyai standing legal posisi yang kuat untuk penguatan dari hulu dan hilir, termasuk untuk pemenuhan bahan baku tadi."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: