Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, dalam mengatasi permasalahan dunia seperti masalah perubahan iklim (climate change) Pemerintah perlu melakukan transisi energi yang lebih ramah lingkungan, dan program tersebut perlu didesain dengan memperhatikan dampak sosial serta ekonominya.
"Tadi telah disampaikan oleh Bapak Wakil Presiden bahwa Indonesia memiliki komitmen untuk menurunkan emisi CO2 (karbon dioksida) dan itu suatu komitmen yang penting buat dunia maupun terutama Indonesia. Pembiayaan atau pendanaannya juga yang sangat besar," kata Sri Mulyani saat doorstop pada acara G20 Seminar Series "Innovative Government Budgeting Strategy for Energy Transition: Indonesian Case", di Grand Hyatt Jakarta, Rabu (27/7/2022).
Baca Juga: Bukan Covid-19, Sri Mulyani Beberkan Masalah Perekonomian Dunia Terbaru, Simak!
Ia menambahkan, utamanya dalam Nationally determined contributions (NDCs) Indonesia berkontribusi untuk menurunkan 29 persen CO2 dalam upaya sendiri, dan 41 persen dengan bantuan dunia. Maka dari itu peranan energi merupakan peranan yang paling besar untuk menurunkan CO2.
"Namun, biayanya juga yang paling besar. Dan oleh karena itu aspek untuk mendesain transisi energi yang affordable seperti yang seperti dikatakan Menteri ESDM dan Bapak Wakil Presiden menyampaikan perlunya untuk memperhatikan aspek sosial dan ekonomi," imbuhnya.
Hal ini yang menjadi tugas bagi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang akan terus mendesain program tersebut dari sisi pembiayaannya. Dari sisi pembiayaan, instrumen green sukuk sebelumnya telah diperkenalkan sejak tahun 2018 lalu.
"Kita bahkan sudah meng-issue lebih dari US$ 3,5 miliar, menggunakan instrumen green sukuk secara global. Bahkan kita juga sudah introduce dalam tingkat lokal dan ritel," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa saat ini wakil presiden terus mendorong Pemerintahan untuk mengembangkan pembiayaan yang berbasis wakaf. Dalam hal ini ialah instrumen pembiayaan yang berbasis dengan nilai-nilai syariah dan memiliki market yang cukup jelas.
"Seperti green sukuk ini kita selalu gencarkan di pasar middle east ataupun di pasar kita sendiri, dan itu cukup solid dalam sisi segmen marketya," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Bharada E Blak-blakan Buka Fakta Mengejutkan, Detik-detik Sebelum Kematian Brigadir J!
"Nah untuk basis wakaf ini akan terus kita kembangkan karena bapak Wakil Presiden terus menerus mendorong untuk mengembangkan pembiayaan yang menggunakan basis wakaf. Ini yang akan menjadi salah satu PR (pekerjaan rumah/tugas) yang nanti kita lihat baik di forum G20 maupun forum ikatan ekonom islam untuk terus mengeksplor berbagai kemungkinan financing yang sifatnya syariah tersebut," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar