Bharada E Tunjukkan Gestur Tak Biasa, Ini 7 Fakta Ajudan Ferdy Sambo di Kantor Komnas HAM
Untuk mengungkap kasus baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J, Komnas HAM memanggil para aide de camp (ADC) atau ajudan Eks Kadiv Propam tersebut dalam pemeriksaan, Selasa (26/7/2022).
Salah satu ajudan yang turut diperiksa adalah Bharada Richard Eliezer alias Bharada E yang terlibat baku tembak itu. Berikut ini 7 fakta penting pemeriksaan ajudan Ferdy Sambo.
1. Lima Ajudan Kompak
Lima ajudan Irjen Ferdy Sambo diketahui datang ke kantor Komnas HAM sekitar pukul 10.00 WIB. Rombongan ajudan tersebut terlihat kompak mengenakan baju putih dengan paduan masker hitam. Mereka masuk ke kantor lembaga yang dipimpin Ahmad Taufan Damanik tanpa memberi keterangan kepada awak media.
2. Bharada E Berkemeja Hitam
Berbeda dengan lima temannya, Bharada E datang paling akhir. Pria yang merupakan personel Brimob ajudan Irjen Ferdy Sambo itu tiba di Kantor Komnas HAM sekitar pukul 13.25 WIB. Dia mengenakan kemeja hitam lengkap dengan masker berwarna sama.
Lantaran datang paling akhir, pemeriksaan Bharada E juga selesai lebih lama. Dia baru keluar dari ruang pemeriksaan sekitar pukul 18.20 WIB.
3. Dikawal Ketat
Saat turun dari tangga Komnas HAM untuk menuju mobil, Bharada E dikawal ketat sejumlah pria. Tampak tiga polisi, dua pria berkemeja putih, dan seorang berkemeja krem ikut mengawal.
Mereka melindungi Bharada E saat berjalan di antara kerumunan wartawan yang berusaha mendapatkan keterangan anggota Polri itu.
4. Gestur Memohon Maaf
Meski dicecar sejumlah pertanyaan oleh wartawan, Bharada E tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Saat hadir di kantor Komnas HAM kemarin, Bharada E terpantau dua kali menunjukkan gestur yang tak biasa.
Bharada E sempat terlihat mengatupkan dua telapak tangan di depan dadanya, lazimnya gerak atau isyarat tubuh memohon maaf.
Mungkinkah Bharada E meminta maaf kepada wartawan lantaran tak bisa merespons banyak tanya? Atau hal lain?
5. Penembakan
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan Bharada E telah menjelaskan soal menembak. "Sepanjang yang tadi (kemarin, red) kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal, salah satunya adalah soal menembak," ujar Anam.
Apakah Bharada E mengakui sebagai pelaku penembakan Brigadir J? Anam tidak memberikan jawaban tegas.
Menurut dia, pertanyaan Komnas HAM bersifat terbuka dan mengharapkan penjelasan yang deskriptif dari para ajudan yang diperiksa oleh tim.
Baca Juga: Blak-blakan Komnas HAM Soal Hubungan Brigadir J dengan Putri Sambo: Semua Kami Tanyakan
"Tadi makanya panjang sekali proses permintaan keterangan, karena jawabannya deskriptif," tutur alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya itu.
6. Posisi Para Ajudan Ferdy Sambo saat Terjadi Baku Tembak
Choirul Anam menuturkan saat pemeriksaan itu tidak semua ajudan mengaku berada di tempat kejadian perkara (TKP), rumah Ferdy Sambo.
"Ada yang ada (di rumah Sambo, red), ada yang tidak," jawab Anam.
Walakin, komisioner pemantauan/penyelidikan Komnas HAM itu enggan memerinci berapa orang ajudan yang berada di rumah dinas kadiv Propam Polri saat terjadi insiden yang menewaskan Brigadir Yosua terjadi.
"Jumlahnya berapa? Orangnya berapa? Nanti kami akan simpulkan," ucap mantan sekretaris eksekutif KASUM itu.
7. Suasana Sebelum Baku Tembak
Dari keterangan para ajudan kepada tim Komnas HAM, mereka mengaku masih kumpul-kumpul dan tertawa-tawa sehari sebelum baku tembak.
"Kondisinya bercanda-canda, tertawa atau tegang, itu kami tanya. Beberapa orang yang ikut dalam forum (pemeriksaan) bilang tertawa," katanya.
Para ajudan juga mengaku saat kumpul-kumpul itu mereka masih tertawa lepas tanpa tekanan. "Soal tertawa kami tanya, ini kondisinya tekanan enggak, dan sebagainya? (mereka jawab) bagaimana ada tekanan, tertawa-tawa, kok," ungkap Anam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas