Gara-gara Pertanyaan 'Kapan Nikah' Wanita Ini Terpaksa Dilarikan ke Rumah Sakit, Dokter Diagnosis Ini
Sebuah rumah sakit di China menerima seorang pasien wanita berusia 27 tahun yang dilarikan dalam kondisi mengkhawatirkan.
Wanita tersebut, yang tinggal di Jinan, Provinsi Shandong, baru-baru ini pergi ke Rumah Sakit (RS) Qilu di Universitas Shandong. Ia menerima perawatan setelah menderita berbagai gejala, termasuk serangan panik, sulit bernapas, mati rasa, hingga anggota badannya berkedut.
Baca Juga: Tips Memilih Cincin Pernikahan yang Berkualitas dan Aman
Oleh dokter, wanita itu kemudian didiagnosis dengan gangguan kecemasan parah dan alkalosis respiratorik.
Dokter yang merawat, Chen Liang, mengonfirmasi bahwa gejala dipicu oleh pertengkaran sengit antara pasien dengan orang tuanya.
Dilaporkan oleh Shanghai Video bahwa pasien terlibat 'perkelahian besar' setelah berulang kali disuruh menikah. Imbas dari perselisihan dengan orang tuanya itulah, pasien mulai merasakan dadanya sesak.
"Dia memberi tahu kami bahwa orang tuanya telah berulang kali mendesaknya untuk menikah," kata Chen kepada Shanhai Video, seperti dikutip dari YahooNews.
"Akhirnya, dia tidak tahan lagi dan bertengkar hebat dengan mereka. Setelah pertengkaran itu, dia merasa dadanya sesak, jadi dia menarik napas dengan lebih cepat dan dalam," tambahnya.
Chen menjelaskan bahwa kadar karbon dioksida darah rendah yang disebabkan oleh pernapasan cepat, atau hiperventilasi, menyebabkan alkalosis respiratorik. Dokter itu menambahkan bahwa kebanyakan pasien dengan alkalosis respiratorik juga didiagnosis dengan gangguan kecemasan.
Chen pun merekomendasikan masyarakat untuk segera mencari perhatian medis jika mengalami kecemasan dan alkalosis respiratorik. Ia juga menambahkan saran untuk mencoba menenangkan diri dan membantu meringankan kecemasan.
"Perawatan untuk pasien semacam ini sangat sederhana. Mereka bisa mengenakan masker wajah untuk membantu mengatur pernapasan, dan orang-orang harus mencoba menenangkan dan membantu meringankan kecemasan mereka," ujar Chen, sebagaimana dilaporkan SCMP.
Sementara itu, banyak warganet telah menaruh simpati pada wanita tersebut, dengan para pengguna Weibo ikut membagi pengalaman serupa.
"Sangat menakutkan bahwa orang tua sendiri mendesak untuk menikah. Saya (juga) baru mengalaminya tadi pagi. Itu terlalu menyesakkan. Mereka semua mengkritik Anda. Saya bilang saya tidak ingin menikah. Anda disuruh menikah, tapi tidak bertaya apakah Anda bahagia atau tidak," tulis seorang pengguna menceritakan pengalaman sama.
"Ketika Anda menghadapi hal semacam ini, jadilah egois, ingatlah bahwa hidup adalah milik Anda, tidak peduli apa kata orang, jika Anda merasa bahagia, itu adalah kebahagiaan," tambah pengguna lain ikut memberi komentar.
"Saya sudah mengirim video ini ke ibu saya. Mudah-mudahan, saya dapat memiliki beberapa hari yang damai dan tenang," imbuh yang lain.
"Bukankah normal menjadi lajang di usia 27 atau 28 saat ini? Lebih banyak kebebasan harus diberikan kepada anak-anak oleh orang tua mereka," kata seorang pengguna.
Pada tahun 2016, insiden lebih fatal menimpa seorang wanita berusia 28 tahun. Dilaporkan wanita ini nekat menikam perutnya sendiri setelah tidak tahan dengan tekanan keluarganya untuk menikah dan memiliki anak. Hampir sama seperti kasus terbaru, wanita ini juga terlibat pertengkaran sengit dengan ibunya.
"Saya sangat membenci rahim – belenggu besar bagi wanita," katanya saat itu.
Pernikahan di China mencapai puncaknya pada tahun 2013, dengan jumlah pernikahan baru mencapai hingga 13,5 juta. Namun, angka ini terus menurun selama delapan tahun terakhir. Tercatat hanya ada 7,6 juta pernikahan terdaftar pada tahun 2021, menunjukkan bahwa dari 1.000 orang, hanya sekitar lima orang yang menikah, menurut data dari Kementerian Urusan Sipil.
Populasi China saat ini adalah 1,45 miliar lebih jiwa, berdasarkan pantauan Worldometer pada Rabu (27/7).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: