"Anda bertanya apa hubungannya dengan kita? Kalau seandainya kenaikan suku bunga dan likuiditas cukup kencang, perlemahan ekonomi global pasti terjadi," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, pagi ini AS secara teknikal masuk resesi disebabkan oleh gross kuartal kedua yang negatif. Satu minggu yang lalu, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) gross kuarta kedua-nya nyaris 0.
Baca Juga: Warga Indonesia Bisa Berbahagia, Kemenkeu Bawa Kabar Baik!
"Apa hubungannya dengan kita lagi? AS, RRT, Eropa adalah negara tujuan ekspor Indonesia. Jadi kalau mereka melemah, permintaan terhadap ekspor turun, harga komoditas juga turun," ujarnya.
Meskipun, lanjut Sri Mulyani, Kemenkeu menyapaikan APBN hingga Juni alami surplus, Indonesia tetap tidak boleh sombong atau berbangga diri dulu karena sebagaimana diketahui kondisi perekonomian global akan sangat cair dan dinamis.
"Berbagai kemungkinan terjadi dengan kenaikan suku bunga capital out flow di seluruh negara berkembang dan emerging, termasuk Indonesia. Itu bisa memengaruhi nilai tukar suku bunga, dan bahkan inflasi di Indonesia," kata Sri Mulyani mengingatkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: