Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dr. Raymond R. Tjandrawinata: Prospek Populasi Dunia di Masa Depan

Dr. Raymond R. Tjandrawinata: Prospek Populasi Dunia di Masa Depan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkiraan populasi dunia baru saja diterbitkan pada Juli 2022 oleh PBB. Pada laporan tersebut, tingkat kelahiran global diperkirakan akan menurun dan populasi beberapa negara akan menyusut. PBB memperkirakan jumlah manusia akan mencapai 8 miliar pada November tahun 2022 ini. PBB juga memprediksi bahwa populasi global akan tumbuh menjadi 10,4 miliar pada pertengahan 2080-an, dan angka tersebut akan tetap bertengger di sana selama sisa abad ini.

Sejumlah kecil negara akan berkontribusi pada sebagian besar peningkatan jumlah penduduk global. Sementara beberapa negara terus berkembang pesat, populasi di beberapa negara lainnya menurun. Tren lainnya adalah: populasi dunia makin tua, harapan hidup global terus meningkat, tetapi angka kesuburan terus menurun.

Baca Juga: Kawal Bonus Demografi Indonesia, BKKBN Gelar Kurikulum Kependudukan

PBB memperkirakan bahwa 43% dari peningkatan antara sekarang dan 2050 akan datang dari lima negara: India, Nigeria, Pakistan, Kongo, dan Etiopia. Amerika Serikat akan tetap menjadi negara terbesar ketiga pada tahun 2050 dengan 375 juta penduduk, setelah menambahkan 40 juta orang lagi. Nigeria akan menambah empat kali jumlah itu dan hampir sebesar Amerika. Negara ini diproyeksikan akan menggantikan Indonesia sebagai tempat dengan besar populasi dunia keempat. Indonesia diperkirakan akan turun menjadi negara terpadat ke enam dunia di sekitar tahun 2050-an.

Berdasarkan proyeksi saat ini, populasi Indonesia diperkirakan akan mencapai puncaknya 337,38 juta pada tahun 2067 dan akan mengalami penurunan pada dekade berikutnya. Antara tahun 2000 dan 2010, Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata tahunan sebesar 1,49%. Perubahan pertumbuhan tahunan Indonesia adalah sekitar 1,07% untuk tahun 2020. Artinya, Indonesia saat ini tumbuh sekitar 2,73 juta orang per tahun.

Penurunan pertumbuhan penduduk Indonesia di masa depan memerlukan perhatian bagi kemajuan perekonomian Indonesia. Namun, dapat dikatakan bahwa penurunan ini bisa menjadi berita menggembirakan bagi Indonesia masa depan karena tingkat pertumbuhan penduduk yang rendah akan menghasilkan PDB per kapita yang lebih tinggi, yang mengarah pada pendapatan yang lebih tinggi, tabungan yang lebih tinggi, investasi yang lebih tinggi, dan menyiratkan penurunan tingkat kemiskinan. Dari jumlah tersebut proporsi angkatan kerja di Indonesia (usia 14-64 tahun) mencapai yang tertinggi dengan angka melebihi 200 juta orang.

Beberapa negara menyebabkan populasi dunia bertambah. Tahun ini 41 negara diperkirakan akan kehilangan lebih banyak penduduk daripada yang lahir dan imigrasi. Populasi Ukraina, yang dirusak oleh perang, akan menyusut sekitar 7 juta. Populasi Eropa, wilayah tertua di dunia, dengan usia rata-rata 42 tahun, mulai menyusut pada tahun 2020 setelah mencapai puncaknya pada 747 juta orang. Pada tahun 2050 diperkirakan akan memiliki 40 juta penduduk lebih sedikit daripada saat ini.

Distribusi umat manusia di seluruh dunia akan berubah secara dramatis. Eropa mulai mengalami penurunan populasi pada 1970-an setelah jumlah kelahiran per wanita turun di bawah 1,5-2,1 kali tingkat yang dibutuhkan untuk menggantikan orang yang meninggal. Kesuburan di Afrika, wilayah termuda di dunia, hampir tiga kali lipat Eropa, dan tidak akan turun di bawah tingkat penggantian sampai tahun 2090. Kelahiran di Afrika akan meningkat bahkan ketika jumlah kelahiran per wanita turun. Pada tahun 2050, 25% dari populasi dunia akan terdapat di Afrika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: