Pengamat Maritim, Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, menilai dengan luasnya perairan Indonesia yang mencakup 70% dari wilayah keseluruhan negara, masih ada beberapa masalah yang dihadapi oleh para nelayan.
"Salah satu hal yang sering dikeluhkan para nelayan adalah persoalan ketersediaan bahan bakar solar subsidi." bebernya, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/7/2022). Baca Juga: MenKopUKM Ajak Nelayan Berkoperasi Agar Tangguh Kelola Sektor Kelautan
Lanjutnya, hal tersebut patut diduga masih ada pemanfaatan solar oleh pihak yang seharusnya tidak berhak.
Sementara itu, Sekjend Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Maritim (FORKAMI) yang juga Wasekjend Bidang Maritim Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu menilai disamping ketersediaan solar subsidi, disparitas harga solar subsidi dan nonsubsidi pun ikut mempengaruhi nelayan untuk pergi melaut mencari ikan.
Baca Juga: Sejumlah Nelayan di Jakarta Deklarasi Dukungan untuk Erick Thohir Jadi Capres di 2024
Menurutnya, lonjakan harga dari Rp8.000 menjadi Rp18.000 ikut mempengaruhi perhitungan biaya melaut para nelayan.
Ketersediaan dan harga solar yang melambung menurut Capt. Hakeng, sebetulnya tidaklah juga menjadi kendala utama para nelayan untuk tidak melaut. Tapi ada hal lain, yakni penerapan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 85/2021 yang ditengarai menjadi biang keladinya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: