Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Impor LPG Terus Naik, Pemerintah Ajak Masyarakat Beralih ke Kompor Induksi Listrik

Impor LPG Terus Naik, Pemerintah Ajak Masyarakat Beralih ke Kompor Induksi Listrik Pekerja membawa gas elpiji non subsidi di agen LPG nonsubsidi Jalan Emong, Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022). PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji nonsubsidi sekitar Rp2 ribu per kilogram yang berlaku mulai (10/7/2022). Di Kota Bandung, harga gas elpiji nonsubsidi ukuran 12 kilogram naik menjadi Rp213 ribu yang semula Rp198 ribu, sementara Bright Gas ukuran 5,5 kilogram naik menjadi Rp100 ribu yang semula Rp87 ribu. | Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajak masyarakat untuk beralih dari kompor liquefied petroleum gas (LPG) ke kompor induksi listrik.

Koordinator Harga Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ferry Triansyah mengataka peralihan ke kompor induksi ini diharap dapat mengurangi penggunaan energi berbasis impor.

Ferry mengungkapkan, setiap tahun harga LPG kian meningkat. Di sisi lain, pemerintah berkewajiban memberikan subsidi harga LPG bagi masyarakat yang kurang mampu sehingga besaran subsidi kian meningkat.

Kompor induksi dinilai mampu mengurangi gap devisa negara dengan memanfaatkan penggunaan energi listrik yang tersedia dengan kapasitas cukup di Indonesia. Program kompor induksi ini disebut sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan ketahanan energi nasional.

"Impor LPG kita itu kurang lebih 77%. Antisipasinya adalah bagaimana penggunaan energi dari gas LPG beralih ke energi listrik untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi energi berbasis impor", ungkap Ferry.

Menurut Ferry, pemerintah bersama dengan PT PLN (Persero) telah melakukan pilot project konversi kompor LPG ke kompor induksi di Solo dan Bali pada masing-masing 1.000 keluarga penerima manfaat dengan daya golongan listrik 450 VA dan 900 VA.

"Pilot project kompor induksi sudah dilakukan di Solo dan Bali, masyarakat diberikan kompor induksi dan di setting listriknya untuk menyesuaikan kebutuhan kompor induksi tanpa mengubah daya yang sebelumnya sudah kontrak dengan PLN," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: