Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hati-hati Publikasi Data Pribadi, Penipu Mengolah Data Perlahan

Hati-hati Publikasi Data Pribadi, Penipu Mengolah Data Perlahan Kredit Foto: Unsplash/Sigmund
Warta Ekonomi, Jakarta -

Teknologi informasi berkembang secara masif. Perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam beraktivitas. Di sisi lain, tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti pencurian dan penipuan sehingga masyarakat perlu mewaspadai modus-modus baru yang muncul seiring perkembangan teknologi.

"Modus atau caranya semakin hari makin banyak," kata Founder-Komisaris Lenere Business Suite, Eko Prasetyo saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Rabu (3/8/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.

Baca Juga: Penipuan Digital Makin Marak, Kenali Modusnya

Sekarang ini pelaku kejahatan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melakukan aksinya. Teknik pengelabuan atau pencurian data misalnya, pelaku melihat foto-foto yang korban publikasikan di media sosial. Dari sini data pribadi seperti alamat rumah, nama, tanggal lahir, dan lain sebagainya. Kemudian, Eko melanjutkan, pelaku bisa  mengumpulkan data-data lainnya dan diolah sehingga mendapatkan data pribadi seutuhnya.

Di sisi lain, pelaku juga bisa melakukan Scam. Penipu beraksi melalui telepon, email, messaging, dan lain sebagainya. Tujuan pada umumnya untuk mendapatkan uang dari pada korban.

Baca Juga: Gunakan Platform Digital Sesuai Kebutuhan

"Secara lingkup perjalanan memang panjang, tapi proses diolah perlahan-lahan dan cukup berbahaya. Sangat disarankan untuk berhati-hati ketika mau melakukan publikasi," kata Eko.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.

Baca Juga: Waspada, Hacker Mengincar Unggahan Pengguna di Media Sosial

Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

Baca Juga: Laporkan Penipuan Online untuk Tingkatkan Kesadaran

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Founder-Komisaris Lenere Business Suite, Eko Prasetyo. Kemudian Dosen, Praktisi Digital Parenting, RTIK Indonesia, Ismaili, M.Pd, serta Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Dr. Reny Yuliati, S.I.Kom., M.Si.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: