Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gunakan Platform Digital Sesuai Kebutuhan

Gunakan Platform Digital Sesuai Kebutuhan Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 membawa percepatan ke era transformasi digital yang mengubah gaya hidup jadi serba digital. Masyarakat tak bisa lepas dari internet, penggunanya pun terus bertambah. We Are Social kini sudah ada 204,7 juta orang atau sekitar 73,7% dari total penduduk Indonesia. 

Praktisi Media, Tim Media Sekretariat GUSDURian, Ahmad Fatin mengatakan, menurut riset pengguna internet punya kecenderungan mengkonsumsi informasinya lebih dalam bentuk visual atau video daripada teks. Adapun platform yang paling banyak digunakan adalah What'sApp, YouTube, Facebook, Instagram, TikTok dan rata-rata menghabiskan waktu sekitar 8 jam lebih per hari untuk media sosial tersebut.

Baca Juga: Hal Ini Jadi Kunci Content Creator Buat Bisa Jadi Pemain di Dunia Digital, Simak!

Lebih jauh dia mengatakan, pengguna dapat memanfaatkan internet lebih maksimal dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan fitur di tiap platform digital, sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

"Mesin pencarian hari ini tidak hanya Google, meskipun yang besar saat ini Google," kata Ahmad Fatin saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Rabu (3/8/2022), dalam keterangan tertulis yang dierima.

Dalam lanskap digital mesin pencarian, saat ini sebenarnya pengguna dapat menggunakan banyak platform selain Google, Yahoo, dan Yandex termasuk mesin pencarian terbesar di Rusia. Meskipun Google memang saat ini masih favorit bagi kebanyakan orang karena akan menghubungkan kebiasaan penggunanya, tapi pilihan lain seperti Ecosia dan Yandex juga memiliki kelebihan lainnya. 

Ketahui bagaimana memaksimalkan mesin pencarian seperti menggunakan tombol Google Image, di sana pengguna juga dapat mengecek fakta kebenaran informasi. Fitur ini bisa jadi pencegahan terkena berita hoaks dalam menggunakan media sosial. Sementara pada media sosial pengguna juga dapat fitur-fitur khusus sesuai kebutuhan. 

Seperti Twitter yang hanya fokus pada teksx Instagram pada gambar dan video, atau YouTube hang punya durasi video tak terbatas. Kemudian Facebook mempunyai jumlah pengguna yang terbanyak, namun heterogen sehingga informasi yang muncul terlalu beragam. Kelebihan dan kekurangan tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan publikasi yang diinginkan sehingga pesan tersampaikan. 

Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Tak Ingat Etika Digital di Media Sosial, Siap-Siap Saja Hal Mengerikan Ini Bakal Terjadi!

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Blitar, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Wakil Koordinator Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Bekasi Raya, Kristien Mey. Kabid Program & APTIKA RTIK Surabaya, Mei Sya Ardhi, serta Praktisi Media, Tim Media Sekretariat GUSDURian, Ahmad Fatin dan Dosen dan Relawan TIK Surabaya, Herry Darmawan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: