Waduh, Peningkatan Inflasi dan Penurunan Ekonomi Bakal Menghantui Sampai Akhir Tahun!
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memandang bahwa keberuntungan pertumbuhan perekonomian Indonesia di triwulan kedua tahun ini akan berhenti dan sebaliknya, akan mengalami penurunan di triwulan ketiga. Hal ini menanggapi pertumbuhan di triwulan kedua ini dinilai cukup baik dan mendorong banyak harapan baru dalam peningkatan perekonomian ke depannya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2022 tumbuh sekitar 5,44% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Kita dihadapkan pada situasi inflasi yang tinggi dan kalau kita lihat inflasi kita sudah di angka 4,9 di bulan Juli dan Juni 4,35, menurut saya memang kita tidak lagi bisa berharap bahwa inflasi ini akan tetap rendah,” tutur Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif INDEF dalam acara konferensi pers dengan tema Evaluasi Kinerja Ekonomi Triwulan II 2022: Bertahan di Tengah Ketidakpastian, di Jakarta, Minggu (7/8/2022).
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Nasional Naik di Tengah Gempuran Ketidakpastian, Simak!
Taufid menjelaskan bahwa ke depannya, Indonesia akan mengalami inflasi tinggi mengingat inflasi yang bergejolak sudah di atas 10,07%. Hal ini bisa dilihat dari adanya kenaikan di harga pangan seperti harga bawang, cabai merah, cabai keriting, telur, dan daging ayam. Banyak harga pokok menjadi tidak stabil sampai akhir tahun. Melihat hal ini, Tauhid menyampaikan bahwa kinerja pemerintah sampai dengan saat ini telah gagal dalam menstabilkan harga di pasar.
Tentu saja hal ini akan berdampak pada masyarakat kecil, di mana ketika kebutuhan semakin banyak di berbagai aspek namun inflasi dan pertumbuhan ekonomi semakin tinggi, maka dampaknya perekonomian akan mengalami ketidakpastian, terutama bagi masyarakat yang bekerja di sektor perdagangan, pertanian, dan industri yang sampai sekarang pertumbuhannya di kuartal nasional masih berada di bawah rata-rata.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Nasional Naik 5,44 Persen, Indonesia Lolos dari Ancaman Resesi!
Bahaya lebih lanjut yang akan dihadapi masyarakat adalah harga BBM yang sulit dikendalikan, terutama pada BBM non-subsidi. Meskipun saat ini untuk BBM subsidi masih bisa dikendalikan, namun ke depannya, akan sulit bagi pemerintah untuk memberikan subsidi yang besar untuk mengendalikan harga BBM. Ketidakpastian yang akan dihadapi Indonesia ke depannya pada triwulan III-2022 karena pengaruh kuat dari inflasi yang akan membuat tren pertumbuhan ekonomi menurun.
“Sampai akhir tahun, inflasi tinggi akan menjadi momok yang cukup berat bagi ekonomi kita. Di tengah situasi ini, saya kira memang kami melihat potensi di kuartal ketiga itu tampaknya akan turun dan akan rendah daripada kuartal kedua. Perlu diwaspadai pula bahwa akan terjadi kenaikan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat pada kuartal ketiga,” tegas Tauhid.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Annisa Nurfitri