Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tanjung Verde, Negara Kecil di Samudra Atlantik dengan Catatan Utang PDB Besar ke-5 di Dunia

Tanjung Verde, Negara Kecil di Samudra Atlantik dengan Catatan Utang PDB Besar ke-5 di Dunia Bendera nasional Tanjung Verde. | Kredit Foto: Wikimedia Commons/Olaf Kosinsky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Utang publik Tanjung Verde pada 2020 mencapai 2,7 miliar dolar AS. Catatan ini membawa negara yang terletak di rantai kepulauan di Samudra Atlantik Utara, pada pesisir barat Afrika, sebagai negara dengan utang tertinggi kelima di dunia.

Utang Tanjung Verde meningkat 235 juta dolar AS sejak tahun 2019. Utangnya terhadap produk domestik bruto atau PDB pada 2020 mencapai 158,8 persen dengan kenaikan 33,9 poin persentase dari 2019 yang sebesar 124,9 persen dari PDB, dikutip dari CountryEconomy.

Baca Juga: Eritrea, Negara Tanduk Afrika Salah Satu Pemilik Utang Tertinggi di Dunia

Menurut titik data terakhir yang diterbitkan, utang per kapita Tanjung Verde pada tahun 2020 adalah 4.876 dolar per penduduk. Pada tahun 2019 sebesar 4.502 dolar, setelah itu naik sebesar 374 dolar, dan jika kita periksa kembali pada tahun 2010 kita dapat melihat bahwa utang per orang adalah sebesar 2.405 dolar.

Posisi Tanjung Verde, dibandingkan dengan bagian dunia lainnya, telah memburuk pada tahun 2020 dalam hal persentase PDB. 

Sementara itu, pemerintah Tanjung Verde berencana menurunkan utang publik menjadi 150,9 persen dari PDB pada 2022, seperti yang diproyeksikan dalam APBN, setelah 155,6 persen pada 2020, karena dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.

Maret lalu, utang publik yang dikontrak di dalam negeri bernilai setara dengan 44,3 persen dari PDB Tanjung Verde (43,5 persen pada Maret 2021).

Pembebasan, restrukturisasi atau pengampunan utang luar negeri negara merupakan tujuan jangka pendek yang diemban oleh pemerintah, yang sedang melakukan pembicaraan dengan kreditur internasional, yaitu Portugal, untuk membebaskan sumber daya keuangan untuk pemulihan ekonomi setelah pandemi.

Menghadapi krisis ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19, penurunan pendapatan pajak dan kebutuhan untuk meningkatkan dukungan sosial dan bisnis, pemerintah telah menggunakan utang publik sejak April 2020 untuk membiayai operasi negara melalui pinjaman internasional dengan menerbitkan obligasi negara pada pasar domestik.

Dengan resesi ekonomi sebesar 14,8 persen pada tahun 2020, yang mengurangi PDB dengan proporsi tersebut dibandingkan dengan tahun 2019, rasio utang publik terhadap PDB juga melonjak.

Rasio ini pertama kali melebihi 100 persen dari PDB pada tahun 2013 tetapi turun di legislatif sebelumnya (2016-2021) hingga timbulnya Covid-19, terutama karena pertumbuhan ekonomi nusantara lebih dari 5 persen per tahun karena terus tumbuh secara absolut ketentuan.

Konsekuensi ekonomi utama dari pandemi di Tanjung Verde berkaitan dengan penurunan tajam dalam permintaan pariwisata sejak Maret 2020. Sektor ini sebelumnya menjamin 25 persen dari PDB negara, dengan pengurangan tajam yang melekat pada pendapatan pajak dan konsumsi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: