Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Para Ajudan Irjen Ferdy Sambo Ternyata Punya Grup WhatsApp Termasuk Ada Brigadir J, Komnas HAM: Kami Ingin Tahu...

Para Ajudan Irjen Ferdy Sambo Ternyata Punya Grup WhatsApp Termasuk Ada Brigadir J, Komnas HAM: Kami Ingin Tahu... Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik (tengah) didampingi Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (kiri) menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait hasil pemantauan dan penyelidikan kematian dr.Sunardi tersangka tindak pidana terorisme, pasca penangkapan oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polda, di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (11/4/2022). Berdasarkan hasil pemantauan dan penyelidikan, Komnas HAM mengukapkan dengan melihat prinsip legalitas dan kehati-hatian dalam proses penangkapan dr. Sunardi sampai kematian sudah sesuai dengan prosedur dan tidak terdapat pelanggaran hak asasi manusia. . | Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penyelesaian penyidikan kasus kematian Brigadir J alias Nopransyah Yosua Hutabarat yang tewas tertembak di rumah Eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo hingga saat ini masih belum sampai pada kesimpulan. Terbaru, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kembali memberikan pernyataan.

Dalam keterangannya, Ketua Komisioner Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, para ajudan Ferdy Sambo memiliki grup WhatsApp, salah satu anggotanya Brigadir J. Oleh karena itu, Komnas HAM akan memeriksa isi percakapan grup tersebut.

Baca Juga: Apa Benar Brigadir J Melakukan Peleceha Terhadap Istri Ferdy Sambo? Komnas HAM: Belum Ada Pembuktian!

"Mereka punya WA (WhatsApp) grup," kata Taufan ditemui wartawan di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2022).

Taufan menjelaskan penting bagi Komnas HAM untuk mengetahui isi percakapan para ajudan, khususnya komunikasi terakhir antar mereka beberapa waktu sebelum peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J di Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) lalu.

"Dan kami ingin tahu apa saja yang dibicarakan selama ini, terutama hari-hari menjelang kejadian," jelas Taufan.

Baca Juga: Ada atau Tidak Penodongan Terhadap Istri Ferdy Sambo oleh Brigadir J? Komnas HAM Blak-blakan: Tidak Ada Kesaksian!

Namun dikatakannya, data percakapan para ajudan Ferdy Sambo hingga kini belum diperoleh. "Belum dapat, makanya saya ngotot sekarang barang bukti harus dikumpulkan semua, itu sedang dikerjakan Pak Kapolri," kata Taufan.

Sebelumnya, Komnas HAM mendalami keterangan Tim Siber Polri terkait telepon genggam atau HP pada peristiwa penembakan Brigadir J. Tim Siber Polri membawa 15 HP, namun baru 10 HP yang baru diperoleh datanya.

"Sejauh ini, Tim Siber sudah mengumpulkan 15 HP. Kemudian 10 sudah diperiksa 5 sedang dianalisa atau diproses," kata Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, Jumat (5/8/2022) lalu.

Dari pemeriksaan itu Komnas HAM menggali sejumlah informasi di antaranya terkait data, dokumentasi, dan temuan digital sebelumnya dimiliki tim penyidik.

Baca Juga: Irjen Ferdy Sambo Diamankan di Mako Brimob, Kerja Komnas HAM Akan Terpengaruh?

"Yang kami mintai keterangan, terkait foto dokumen, kontak akun dan temuan digital lainnya. Kami juga ditunjukan dokumen administrasi penyelidikan," jelas Beka.

Didapatkan juga file digital yang berisi percakapan beberapa waktu sebelum peristiwa penembakan Brigadir J. "Sebagai penutup proses penyelidikan, Komnas HAM mendapatkan raw material soal percakapan yang akan kami analisa lebih lanjut," kata Beka.

Beberapa waktu lalu Komnas HAM juga menggali keterangan dari Tim Siber dan Digital Forensik Polri terkait CCTV dan handphone (HP) dalam peristiwa penembakan yang terjadi.

Baca Juga: Pengamanan Ferdy Sambo Pengaruhi Langkah Komnas HAM, Penyelidikan Kasus Brigadir J Dipersulit?

Hasilnya Komnas HAM diperlihatkan 20 rekaman kamera CCTV yang diperoleh dari 27 titik. Dalam rekaman kamera CCTV, salah satunya menunjukkan Putri istrinya Ferdy Sambo, Bharada E, Brigadir J beserta ajudan lain melakukan tes PCR bersama sesaat sebelum peristiwa penembakan.

Kemudian ada data yang menunjukkan keberadaan masing-masing pihak saat peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J. Keberadaan masing-masing pihak saat kejadian itu diperoleh dari teknik cell dump, yakni dengan melacak keberadaan mereka melalui telepon genggamnya atau HP. Data itu selanjutnya bakal dianalisis Komnas HAM.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: