Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transisi Ekonomi Hijau Disebut Mampu Tingkatkan PDB hingga 6,5% Per Tahun hingga 2050

Transisi Ekonomi Hijau Disebut Mampu Tingkatkan PDB hingga 6,5% Per Tahun hingga 2050 Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laporan Indeks Ekonomi Hijau atau Green Economy Index (GEI) menunjukkan ekonomi hijau dapat meningkatkan pertumbuhan PDB Indonesia rata-rata di angka 6,1%-6,5% per tahun hingga 2050.

Laporan tersebut diluncurkan oleh Kementerian PPN/Bappenas pada 3rd G20 Development Working Group (DWG) Side Event "Towards Implementation and Beyond: Measuring the Progress of Low Carbon and Green Economy".

"Prinsip utama ekonomi hijau adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, seiring mendorong kesejahteraan sosial dan menjaga kualitas dan daya dukung lingkungan," ujar Suharso Monoarfa, Menteri PPN/Kepala Bappenas, dalam keterangan tentang peluncuran laporan Indeks Ekonomi Hijau, Selasa (9/8/2022).

Baca Juga: Dukung Upaya Transisi ke Energi Hijau, Indonesia Re Lakukan Sosialisasi Tahapan Klaim Kendaraan Listrik

Temuan lain dari laporan tersebut adalah ekonomi hijau mampu menyelematkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 87-96 miliar ton pada rentang 2021-2060. Intensitas emisi juga dapat menurun hingga 68% di 2045 dengan penerapan ekonomi hijau.

Di sisi lain, Pendapatan Nasional Bruto (PNB) dapat lebih tinggi di rentang 25-34%, setara US$13.890 hingga US$14.975 per kapita pada 2045. Ekonomi hijau juga berpotensi menghasilkan tambahan 1,8 juta tenaga kerja di sektor green jobs pada 2030 yang tersebar di sektor energi, kendaraan elektronik, restorasi lahan, dan sektor limbah.

Adapun di sektor lingkungan, sebanyak 40 ribu jiwa akan terselamatkan dari pengurangan polusi udara di 2045. Restorasi jasa ekosistem juga dapat menyentuh angka US$4,75 triliun per tahun pada 2060.

Kemudian, 3,2 juta hektare hutan primer dapat terlindungi pada 2060, penambahan tutupan hutan 4,1 juta hektare pada 2060, peningkatan luas hutan mangrove menjadi 3,6 juta hektare pada 2060, serta ketahanan iklim perekonomian akan makin mengalami peningkatan.

Perencana Ahli Utama Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan Indeks Ekonomi Hijau merupakan instrumen penting untuk mengukur efektivitas transformasi ekonomi yang berkelanjutan dan rendah karbon dengan metodologi akurat. Untuk itu, peningkatan indeks secara berkesinambungan tentu akan dilakukan dengan mempertimbangkan perkembangan terkini.

"Ke depannya, pemerintah akan menjadikan Indeks Ekonomi Hijau sebagai salah satu sasaran makro pembangunan ke dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional jangka menengah dan jangka panjang berikutnya," kata Arifin.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: