Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta untuk menjadi motor penggerak pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) di daerah karena besarnya potensi energi hijau belum tergarap maksimal.
Masuknya perusahaan berpelat merah tersebut diharapkan nilai tambah akan lebih dirasakan oleh masyarakat luas. Anggota Komisi VI DPR Rafli menilai EBT di Aceh sangat potensial, dimana energi bayu (angin) dan juga energi biothermal semuanya ada di Aceh.
Hanya saja, menurutnya, tinggal sejauh mana keberanian dari Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN melakukan kerja besar dalam menggali dan mengelola potensi yang sangat luar biasa tersebut.
Rafli mendorong perusahan-perusahaan negara agar betul-betul dapat melihat peluang besar ini dan menjadikan peluang tersebut sesuatu bermanfaat bagi negara, khususnya Aceh.
“Ayolah lakukan studi, jangan perusahaan-perusahaan asing yang terus berspekulasi di sini. Kita melihat bagaimana hari ini ada (perusahaan) Mubadala Petroleum, Premiere, Repsol, lalu bagaimana dengan perusahaan negara sendiri harus berani melakukan kajian, harus berani melakukan studi karena keuntungan dan prospek dari potensi ini juga sangat menjanjikan," ungkap legislator dapil Aceh I tersebut.
Hal senada dikatakan anggota Komisi VI DPR Tommy Kurniawan. Dirinya berharap agar BUMN-BUMN yang bergerak di bidang energi dapat segera memikirkan roadmap EBT, mengingat energi fosil ke depan akan semakin menipis.
“Kita sudah menyadari bahwa hari ini kalau Presiden menaikkan harga Pertalite itu akan berpengaruh terhadap banyak hajat hidup orang banyak lah terutama kebutuhan pokok makanya harus dipercepat untuk transformasi ke energi terbarukan, agar masyarakat bisa memilih ya kan,” kata Tommy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar