Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Kemasan Dominasi Pertumbuhan Kinerja, SCG Indonesia: Pasar Indonesia Masih Sangat Potensial

Bisnis Kemasan Dominasi Pertumbuhan Kinerja, SCG Indonesia: Pasar Indonesia Masih Sangat Potensial Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT SCG Indonesia meraih pencapaian bisnis yang positif sepanjang semester pertama tahun ini. Hal itu tercermin dari nilai penjualan yang meningkat 4% (yoy) menjadi US$387 juta atau setara dengan Rp5,63 triliun pada kuartal kedua tahun 2022. Total aset juga bertumbuh sebsar 14% (yoy) menjadi US$3,46 miliar atau setara dengan Rp51,46 triliun.

President Director SCG Indonesia, Chakkapong Yingwattanathaworn, menyampaikan bahwa SCG Indonesia menjalankan tiga unit bisnis utama. Ketiganya meliputi bisnis semen dan bahan bangunan, chemicals, dan bisnis packaging (kemasan). Dari ketiga unit bisnis tersebut, kontribusi pertumbuhan terbesar disumbang oleh bisnis kemasan. Unit bisnis tersebut merupakan realisasi dari investasi SCG di PT Fajar Surya Wisesa (FajarPaper) dan Intan Group.

Baca Juga: Kinerja SCG Tumbuh di Tengah Tekanan Inflasi, Lonjakan Harga Energi, hingga Perubahan Iklim

"SCG Indonesia melaporkan pendapatan penjualan Q2 2022 sebesar Rp5,63 triliun, meningkat 4% yoy yang didominasi dari lini bisnis packaging FajarPaper dan Intan Group," pungkas Chakkapong dalam wawancara di kawasan SCBD pada Jumat, 12 Agustus 2022 lalu.

Ia menambahkan, bisnis kemasan bertumbuh positif sejalan dengan meningkatnya permintaan di tengah aktivitas belanja online yang bergeliat sepanjang pandemi Covid-19. Tren tersebut pun dinilai akan terus berlanjut meski pandemi mulai melandai.

Tak hanya itu, Chakkapong pun optimis bahwa lini bisnis semen memiliki potensi besar di pasar Indonesia. Oleh karena itu, SCG Indonesia melakukan diversifikasi di lini tersebut dari segi produk, milsanya produk beton dan bahan bangunan berbahan semen. Sejauh ini, SCG Indonesia mengoperasikan pabrik yang berlokasi di Sukabumi dengan kapasitas mencapai 1,8 juta ton per tahun.

"Kami memandang masih banyak potensi di pasar Indonesia yang dapat digali lebih lanjut," tegasnya lagi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: