Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung ESG dan Net Zero Emission, SCG Indonesia Produksi Semen Ramah Lingkungan

Dukung ESG dan Net Zero Emission, SCG Indonesia Produksi Semen Ramah Lingkungan Kredit Foto: SCG
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Direktur PT SCG Indonesia, Chakkapong Yingwattanathaworn, mengungkapkan SCG terus berupaya dalam mendukung net zero emission 2060, salah satunya melalui program environmental, social, and corporate governance (ESG) 4 Plus.

"Tahun 2050, harus net zero emission, sepuluh tahun lebih cepat dari yang ditargetkan pemerintah. Cepat atau lama, ada proses gimana kami mengganti batu bara dengan alternatif fuel," ujarnya dalam Media Interview Inovasi Teknologi dan Penerapan ESG 4 Plus di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Baca Juga: SCG Gencarkan Produk Bahan Bangunan Ramah Lingkungan

Government Liaison and Community Relation Manager PT Semen Jawa, Indra Leksono, pun menjelaskan, perusahaan mengimplementasikan ESG 4 Plus melalui dua kegiatan utama, yaitu Transformasi Energi dan kebijakan operasional Green and Clean Factory, serta berbagai program lainnya.

"Inisiatif ESG 4 Plus tahun ini berfokus pada optimalisasi pencapaian Net-Zero dan Go-Green dengan transformasi energi, melalui teknologi daur AF/AR dan RDF. Kami juga melaksanakan operasional green and clean factory dan memperoleh sertifikasi Green Label, sertifikasi produk hijau dan ramah lingkungan yang secara resmi dikeluarkan oleh Lembaga Green Product Council Indonesia (GPCI)." 

Indra mengatakan transformasi energi telah dilakukan melalui inovasi teknologi Alternative Raw and Alternative Fuel (AF/AR), yaitu fasilitas daur ulang limbah industri menjadi bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif pembuatan semen.

"Teknologi AF/AR mampu mengolah 7.700 ton limbah per hari dan ditargetkan untuk menyubstitusi penggunaan batu bara sebanyak 30% dari kebutuhan bahan bakar perusahaan. Hingga saat ini, AF/AR mampu menekan konsumsi bahan bakar fosil untuk operasional pabrik sebesar 3% dan meningkatkan penggunaan bahan baku alternatif sebesar 9.4% sejak tahun 2021," ungkapnya.

Selain itu, kata Indra, perusahaan juga sedang mempersiapkan implementasi teknologi Refuse Derived Fuel (RDF), yang merupakan fasilitas untuk menghasilkan sumber energi terbarukan dari daur ulang Municipal Solid Waste (MSW) atau sampah padat menjadi bahan bakar. Melalui pengembangan RDF, sampah dapat diolah sampai tidak tersisa dengan menggunakan metode Co-Processing dengan suhu 1.4500C di klin semen.

"Teknologi yang dibangun di TPA Cimenteng, Sukabumi, ini diharapkan dapat membantu proses pengolahan 220 ton sampah yang masuk setiap harinya. Teknologi yang pertama kali diterapkan di Sukabumi ini diharapkan mampu mendukung target Pemda Sukabumi dalam pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% pada 2025," jelas Indra.

Indra mengungkapkan proses produksi perusahaan juga dilakukan dalam pabrik yang telah dirancang dengan menggunakan konsep Green and Clean Factory dan menjunjung tinggi prinsip pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Implementasi Prinsip Keberlanjutan Semakin Kuat, MCSI ESG Rating BRI Naik dari BBB Menjadi A

Fasilitas pabrik dibangun untuk menekan emisi karbon dan polusi, memanfaatkan sumber daya secara maksimal, menerapkan daur ulang dan pemanfaatan kembali, menggunakan lebih sedikit sumber daya alam, serta mengurangi kebisingan mesin produksi.

"Implementasi ini dilakukan demi menghasilkan dampak negatif yang lebih sedikit bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar kami dan mendukung terciptanya industri semen hijau di Indonesia," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: