Presiden Joko Widodo menegaskan fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat di tengah ekonomi dunia yang sedang bergejolak.
Beberapa indikatornya yakni inflasi berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka ini bahkan jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7% dan jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%.
Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di angka 5,44% pada kuartal II tahun 2022 ini. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut. Dan di semester I tahun 2022 ini surplusnya sebesar Rp364 triliun.
“Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Namun di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus terus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju,”Kata Jokowi saat menghadiri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD di Jakarta, kemarin.
Jokowi mengakui tantangan yang dihadapi saat ini sangat berat, sangat sulit, tidak mudah. Semua negara, di seluruh dunia, sedang menghadapi ujian yang sama. Krisis kesehatan, pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. Perekonomian dunia juga belum sepenuhnya bangkit.
“Tiba-tiba meletus perang di Ukraina, sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi. 107 negara terdampak krisis dan sebagian di antaranya diperkirakan akan jatuh bangkrut. Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan akut dan kelaparan,”Ucap Jokowi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: