Kondisi Ekonomi Global Tak Menentu di 2023, Jokowi Minta Tingkatkan Kewaspadaan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-undang tentang APBN Tahun Anggaran 2023 dalam rapat paripurna DPR pada Selasa (16/8)
Dalam pidatonya, Presiden menyampaikan asumi dasar ekonomi makro serta sejumlah kebijakan yang akan diambil tahun depan.
“Ke depan, kita harus terus menjaga kehati-hatian dan kewaspadaan kita. Risiko gejolak ekonomi global masih tinggi. Perlambatan ekonomi dunia tetap berpotensi memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi domestik dalam jangka pendek," Kata dia.
Konflik geopolitik dan perang di Ukraina misalnya telah menyebabkan eskalasi gangguan sisi suplai yang memicu lonjakan harga-harga komoditas global dan mendorong kenaikan laju inflasi di banyak negara, tidak terkecuali negara kita, Indonesia.
Lalu bank sentral di banyak negara melakukan pengetatan kebijakan moneter secara agresif. Pengetatan telah menyebabkan guncangan pada pasar keuangan di banyak negara berkembang.
“Konsekuensinya, nilai tukar mata uang sebagian besar negara berkembang mengalami pelemahan,” tegasnya. Presiden mengatakan asumsi ekonomi makro yang dipergunakan pemerintah adalah sebagai berikut. Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan mencapai 5,3%.
Baca Juga: Di Sidang Tahunan MPR, Jokowi Klaim Fundamental Ekonomi RI Bagus
Sementara itu, inflasi akan tetap dijaga pada tingkat 3,3% untuk mendukung daya beli masyarakat. Selanjutnya nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp14.750 per dolar Amerika Serikat. Suku bunga SPN 10 tahun diperkirakan berada di tingkat 7,85%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: