Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Permintaan Aneh Partai Berkuasa Sri Lanka ke Presiden: Tolong Bantu Bawa Pulang Gotabaya Rajapaksa

Permintaan Aneh Partai Berkuasa Sri Lanka ke Presiden: Tolong Bantu Bawa Pulang Gotabaya Rajapaksa Kredit Foto: Reuters/Andy Buchanan
Warta Ekonomi, Kolombo -

Partai berkuasa Sri Lanka telah meminta presiden baru untuk memberikan keamanan dan bantuan lain bagi Gotabaya Rajapaksa yang melarikan diri ke Asia Tenggara bulan lalu.

Sagara Kariyawasam, sekretaris jenderal Sri Lanka Podujana Peramuna yang berkuasa, mengatakan partainya telah mendekati Wickremesinghe untuk meminta bantuan agar Rajapaksa bisa kembali.

Baca Juga: Ide Gotabaya Rajapaksa Balik ke Sri Lanka Direspons Presiden Baru: Saya Tidak Yakin

"Kami meminta presiden untuk memfasilitasi dan memberikan keamanan dan fasilitas yang diperlukan bagi mantan presiden Gotabaya Rajapaksa untuk kembali ke negara itu," kata Kariyawasam kepada Reuters.

Gotabaya Rajapaksa terbang ke Singapura bulan lalu dan mundur sebagai presiden Sri Lanka, membuka jalan bagi politisi veteran Ranil Wickremesinghe untuk memenangkan pemungutan suara di parlemen dan menduduki jabatan puncak.

Rajapaksa, yang telah dituduh salah menangani ekonomi negara pulau yang menyebabkan krisis keuangan terburuk dalam tujuh dekade, saat ini berada di Thailand untuk tinggal sementara.

Penyiar lokal Newsfirst, mengutip seorang mantan duta besar, mengatakan pada hari Rabu bahwa Rajapaksa akan kembali ke rumah minggu depan. 

"Tanggal kepulangannya belum final," ujar Kariyawasam.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters sebelumnya pada hari Kamis, Wickremesinghe mengatakan dia "tidak mengetahui" rencana seperti itu untuk kembalinya mantan presiden.

Seorang mantan perwira militer yang menjabat setelah memenangkan pemilihan pada tahun 2019 dengan suara mayoritas, Rajapaksa adalah presiden Sri Lanka pertama yang mundur di tengah masa jabatan.

Pengunduran dirinya menyusul protes yang meluas di negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu, dan terjadi setelah ribuan orang menyerbu kediaman dan kantor presiden di ibu kota komersial Kolombo pada awal Juli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: