Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Erick Thohir: BUMN Harus Sehat, Bebas Korupsi Guna Bisa Berkontribusi

Erick Thohir: BUMN Harus Sehat, Bebas Korupsi Guna Bisa Berkontribusi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan kondisi kesehatan BUMN menjadi hal yang krusial. Bagi Erick, kondisi BUMN yang sehat tentu akan memberikan dampak besar bagi negara dan masyarakat.

"Sejak awal, kita berkomitmen melakukan transformasi menyeluruh dengan memperbaiki proses dan fokus bisnis hingga penerapan budaya kerja dengan core value Akhlak," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (19/8/2022).

Baca Juga: Balad Erick Thohir Gelar Kegiatan di Jawa Barat Peringati HUT Ke-77 RI

Erick meyakini aksi bersih-bersih BUMN melalui transformasi bisnis dan sumber daya manusia (SDM) akan membawa perubahan besar bagi BUMN. Tak hanya mampu mendongkrak kinerja, Erick menyebut program transformasi juga menjadi fondasi besar bagi BUMN untuk meminimalisasi praktik korupsi di tubuh perusahaan.

"Korupsi itu bagian yang harus diberantas, walaupun kita menyadari korupsi dari zaman dulu sampai sekarang itu ada, tapi kita harus meminimalisasi korupsi, apalagi korupsi uang rakyat, uang pemerintah, ini sangat menyakitkan," lanjut Erick.

Dia menyebut sejumlah transformasi yang dijalankan BUMN, mulai dari perampingan jumlah BUMN dan klasternya, pembentukan holding sebagai penguatan ekosistem, hingga menutup BUMN yang 'mati suri', tak hanya mendorong perbaikan BUMN, melainkan juga meningkatkan kontribusi terhadap negara dan masyarakat.

"Artinya, kalau BUMN-nya korupsi sehingga tidak sehat, bagaimana bisa menjadi sebuah korporasi yang baik dan bisa menjadi bagian ketika pemerintah mengintervensi dengan kebijakan-kebijakan saat terjadi ketidakseimbangan," ucap Erick.

Erick mengatakan BUMN yang sehat akan mampu tampil sebagai penyeimbang pasar melalui sejumlah intervensi seperti operasi pasar. Hal ini telah dilakukan BUMN saat melakukan intervensi dengan menjual masker sebesar Rp5 ribu atau jauh di bawah harga pasar yang saat awal pandemi menyentuh angka Rp100 ribu.

Baca Juga: Pecahkan Rekor Korupsi, Surya Darmadi "Dapat Fasilitas VIP"

"Hal-hal ini, menyeimbangkan pasar hanya bisa dilakukan kalau BUMN-nya sehat. Kalau BUMN-nya sakit, boro-boro mau intervensi pasar, buat dirinya sendiri aja sulit," kata Erick.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: