Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Unilever dan The International Trade Centre Kolaborasi Genjot Pasokan dari Usaha Milik Perempuan

Unilever dan The International Trade Centre Kolaborasi Genjot Pasokan dari Usaha Milik Perempuan Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Jakarta -

The International Trade Centre (ITC) berkolaborasi dengan Unilever dalam rangka meningkatkan pasokan barang dari usaha milik perempuan. Kemitraan yang diteken pada 18 Agustus 2022 itu dinilai akan menjadi katalisator bagi terwujudnya kesetaraan gender dan pemberdayaan peremuan di sektor perekonomian Indonesia. 

Head of Sustainability and Corporate Affairs Unilever Indonesia, Nurdiana Darus, menyampaikan bahwa wujud kolaborasi dilakukan dengan menyatukan antara keahlian ITC dalam pengembangan UMKM milik perempuan dan pengalaman Unilever dalam memupuk supply chain yang inklusif dan berkelanjutan. Ia menambahkan, kolaborasi yang dilakukan dapat membangun jaringan pemasok milik perempuan yang memenuhi syarat untuk memajukan perwujudan komitmen Unilever, yaitu mengalokasikan €2 miliar setiap tahunnya untuk membangun bisnis yang mewakilkan keberagaman di seluruh dunia pada tahun 2025.

Baca Juga: Resmi Jadi Presiden Komisaris Baru, Sanjiv Mehta Bicara Inovasi dan Masa Depan Unilever Indonesia

"Dalam kerja sama ini, ITC dan Unilever juga membangun kapasitas dan kapabilitas teknis dari perusahaan-perusahaan yang dimiliki perempuan di Indonesia agar mampu menjadi pemasok untuk perusahaan besar seperti Unilever," pungkasnya, Jumat, 19 Agustus 2022.

Nurdiana menyebut, ada peluang ekspansi GDP dunia sebesar US$28 triliun melalui tersedianya partisipasi yang setara untuk perempuan dalam perekonomian global pada tahun 2025. Hal itu pun dinilai sejalan dengan upaya strategi "The Unilever Compass", yakni upaya menciptakan lingkungan di mana perempuan dapat berperan lebih bsar dalam perekonomian global, termasuk dalam hal rantai pasok perusahaan.

"Kami percaya dengan menciptakan rantai nilai yang lebih inklusif, kami akan mampu mendorong lebih banyak inovasi, ketangkasan, serta lebih banyak peluang bagi bisnis mitra pemasok kami maupun bagi bisnis Unilever," lanjutnya. 

Direktur Divisi Sustainable and Inclusive Trade International Trade Centre, Anders Aeroe, menambahkan bahwa dalam mencapai pemulihan ekonomi global, pemasok memiliki kesempatan besar untuk mengubah cara berbisnis menjadi lebih baik. Memberikan akses yang setara bagi perempuan di seluruh rantai pasok juga dinilai tidak hanya merupakan hal yang tepat dan baik, tetapi juga bisa menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan kuat.

"Kami bertekad untuk terus mendukung perempuan tidak hanya melalui pengembangan kapasitas, tetapi juga dengan memperluas peluang kerjasama dengan sektor swasta dan perusahaan internasional seperti Unilever sehingga menyediakan kesempatan yang besar untuk menciptakan jaringan para pemasok yang lebih inklusif," jelas Anders. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: