Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analisis Refly Harun Tajam: Aneh Warga Luar DKI Jakarta Kritik Anies Baswedan, Kalau Jokowi Satu Indonesia karena…

Analisis Refly Harun Tajam: Aneh Warga Luar DKI Jakarta Kritik Anies Baswedan, Kalau Jokowi Satu Indonesia karena… Akhirnya Gapura Chinatown Glodok Pancoran kembali tegak setelah melewati sejarah yang panjang. Gapura aslinya didirikan sejak abad ke-18, lalu dihancurkan ketika masa pendudukan Jepang, hingga kemarin, Kamis(30/6) akhirnya kembali berdiri kokoh dan menjadi salah satu icon baru di Jakarta. Gapura ini menjadi penanda sebuah kawasan bersejarah yang telah menjadi tempat warga Jakarta berkumpul dan berinteraksi sejak begitu lama. Di sini identitas dan budaya Chinatown (Pecinan) bertumbuh dan ikut mewarnai Jakarta, serta ikut menegaskan posisi Jakarta sebagai kota global. Kemarin turut hadir pada momen bersejarah ini, meresmikan Gapura Glodok Pancoran bersama teman-teman Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI). Peresmian ini menjadi pengingat kita bersama bahwa keberagaman yang ada di sekitar kita adalah karunia dari Yang Maha Kuasa, sementara, persatuan adalah ikhtiar kita bersama. Hal ini harus kita rawat bersama-sama. Semoga tegaknya gapura ini juga menjadi penanda bahwa Kota ini penuh dengan sejarah, serta kesetaraan akan hadir untuk semuanya. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada saudara- saudara kita dari Perhimpunan INTI, atas semua peran yang sudah diberikan untuk pembangunan Kota ini. Sebab tanpa kolaborasi ini, tentu akan sulit untuk menghadirkan kesetaraan di Jakarta. Selain itu juga kami mengapresiasi peran Dinas Kebudayaan, untuk semakin mengembangkan daya tarik kawasan Pecinan sebagai salah satu obyek wisata di Jakarta. Semoga melalui pembangunan gapura ini, tidak hanya akan menjadi nilai tambah tersendiri untuk semakin menarik wisatawan, namun juga sebagai pengingat dalam merawat nilai-nilai tradisi yang telah diwariskan kepada kita. #GapuraGlodokPancoran #JakartaHajatan495 #PerhimpunanINTI #JakartaKotaGlobal | Kredit Foto: Instagram/ Anies Baswedan

Namun, Refly memberikan catatan penting terkait kritik terhadap penguasa ini. Menurutnya kritikan harus juga sesuai porsinya antara penguasa dan orang yang berada dalam naungan kekuasaan tersebut.

Maka menurut Refly aneh jika ada warga non DKI Jakarta yang kerap mengkritik Anies bahkan kadang tanpa dasar yang jelas. Berbeda dengan sosok Jokowi yang mana memang kapasitasnya seorang Presiden, jadi siapapun rakyat boleh mengkritik Jokowi.

Baca Juga: Anies Baswedan Tutup Holywings dan Resmikan Gapura Chinatown Glodok, Rocky Gerung: Kemampuan Seorang Pemimpin untuk Membaca Masa Depan

“Tapi kalau mengkritik Gubernur DKI ya lebih pantas warga DKI, kalau bukan waga DKI rasanya aneh, misalnya warga Depok apalagi warga luar jakarta yang jauh, itu tidak relevan, tapi mengkritik Jokowi itu seluruh Indonesia karena he is the President of Republic Indonesia. Jadi konsep bertatanegaranya harus jelas dulu,” ungkap Refly.

Refly pun mengingatkan bahwa kritik harus punya pijakan jelas, bukan hanya soal senang dan tidak senang pada seseorang.

“Kalau kita mau mengkritik maka kritik tersebut harus kritik yang jelas dasar dan paradigmanya. Jangan mengkritik karena senang dan tidak senang. Jadi kalau saya mengkritik Jokowi bukan karena saya tidak suka, tapi karena he is the president republic of Indonesia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: