Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Lebih dari 700 Halaman Dokumen Rahasia di Rumah Donald Trump, Apa yang Disimpan?

Ada Lebih dari 700 Halaman Dokumen Rahasia di Rumah Donald Trump, Apa yang Disimpan? Kredit Foto: Unsplash/Arisa Chattasa

Trump pun mengajukan gugatan pada Senin (22/8) malam terhadap Departemen Kehakiman atas penggeledahan tersebut. Ia beralasan telah memenuhi panggilan pengadilan pada 11 Mei untuk mencari catatan rahasia tambahan.

Pada tanggal 3 Juni, kepala departemen kontraintelijen dan 3 agen FBI mendatangi Mar-a-Lago untuk memeriksa ruang penyimpanan dan mengumpulkan catatan tambahan. Trump pun menerima panggilan kedua oleh pengadilan pada akhir bulan itu untuk mencari rekaman CCTV. Mantan presiden tersebut juga lantas memberikannya.

Baca Juga: Niat Busuk Trump Akhirnya Terkuak, Surat-surat Rahasia Ini Dukung Pencaplokan...

Selama penggeledahan pada 8 Agustus, agen FBI menemukan lebih dari 20 kotak tambahan yang berisi sekitar 11 set catatan yang ditandai 'rahasia'. Dua pekan kemudian, tim hukum Trump mengajukan gugatan. Mereka meminta hakim federal agar memblokir FBI dari meninjau materi yang disita sampai ditunjuk ahli khusus.

Ahli khusus tersebut adalah pihak ketiga independen yang terkadang ditunjuk dalam kasus sensitif untuk meninjau dokumen yang disita dalam penggeledahan, terutama jika catatan tersebut dilindungi oleh hak istimewa pengacara-klien.

Departemen Kehakiman sebelumnya menunjuk ahli khusus setelah FBI menggeledah rumah dan kantor Rudy Giuliani dan Michael Cohen, 2 mantan pengacara Trump.

Namun, menurut pakar hukum, penyelidikan dokumen Trump berbeda dari kasus tersebut. Pasalnya, yang dipermasalahkan adalah catatan milik pemerintah federal.

"Gagasan bahwa hak istimewa eksekutif bisa saja membatasi akses Badan Arsip Nasional atau FBI terhadap catatan tersebut. Ini semacam salah mengartikan hak istimewa eksekutif. Padahal, orang yang dapat memutuskan penetapan hak istimewa eksekutif adalah presiden. Jadi ahli khusus itu adalah Biden. Dialah satu-satunya orang yang secara sah dapat memutuskan apakah menyerahkan sesuatu kepafa FBI akan membahayakan kepentingan nasional atau tidak," tutur Jonathan Shaub, mantan pengacara Departemen Kehakiman sekaligus dosen fakultas hukum Universitas Kentucky.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: