Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petinggi Partai Kuomintang Gak Main-main Suarakan Rakyat Taiwan, Bukan Terima Kasih yang Diterima tapi Malah...

Petinggi Partai Kuomintang Gak Main-main Suarakan Rakyat Taiwan, Bukan Terima Kasih yang Diterima tapi Malah... Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Taipei -

Seorang anggota senior partai utama, Kuomintang (KMT), telah melakukan pembicaraan "terus terang" kepada seorang pejabat tinggi China. Dia menyampaikan kekhawatiran rakyat Taiwan tentang latihan perang Beijing di dekat pulau itu.

Wakil Ketua KMT Andrew Hsia tiba di China untuk apa yang dikatakan partainya sebagai kunjungan yang direncanakan sebelumnya ke komunitas bisnis Taiwan. Dia menemui Zhang Zhijun, kepala Asosiasi China untuk Hubungan Lintas Selat Taiwan, sebuah badan kuasi-resmi yang menangani hubungan dengan Taiwan, pada Rabu (24/8/2022) malam.

Baca Juga: Vokal Banget Tanggapi Isu Taiwan, Kanada Spontan Disemprot China, Keras!

"Wakil Ketua Hsia mengatakan dia ingin mencerminkan opini publik Taiwan dan tidak boleh berbasa-basi," kata KMT dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan di kota Kunshan, China timur.

Pemerintah Taiwan telah mengkritik Hsia atas waktunya. Beberapa pejabat senior KMT telah menyatakan keberatan tentang perjalanan itu.

"Prioritas pertama adalah untuk mengungkapkan pertemuan dan rakyat Taiwan terus menerus tentang latihan militer di perairan sekitar Taiwan," tambahnya.

KMT menggambarkan pertemuan itu sebagai pertukaran pendapat yang jujur dari kedua belah pihak.

Kantor berita resmi China, Xinhua, mengatakan Zhang, yang sebelumnya memimpin Kantor Urusan Taiwan, menggambarkan situasi saat ini sebagai salah satu "ketegangan dan penyimpanan". 

"Tindakan balasan yang relevan yang telah kami lakukan adalah langkah yang adil untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial, mengekang dan memerangi perpecahan 'kemerdekaan Taiwan' dan campur tangan asing," lapor Xinhua. 

Pemerintah Taiwan menolak kepemilikan China, dengan mengatakan hanya penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.

KMT secara tradisional menyukai hubungan dekat dengan China, meskipun telah mengutuk latihan perang Beijing.

KMT memerintah China sebelum mundur dengan mengalahkan pemerintah Republik China ke Taiwan pada 1949, setelah kalah dengan pasukan Komunis Mao Zedong, yang mendirikan Republik Rakyat China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: