Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Taiwan Sebut Tak Ada Kompromi Soal Keamanan, Siap Hadapi Tekanan China

Taiwan Sebut Tak Ada Kompromi Soal Keamanan, Siap Hadapi Tekanan China Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Taiwan, Lai Ching-te menegaskan bahwa keamanan nasional bukanlah isu yang dapat dikompromikan dan menekankan bahwa nilai-nilai kebebasan serta demokrasi merupakan fondasi negara yang tidak berkaitan dengan perdebatan ideologis.

Lai mengatakan bahwa meningkatnya tekanan, intimidasi dan tindakan koersif membuat pemerintah harus memperkuat anggaran pertahanan serta mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan yang akan dilakukan oleh China.

Baca Juga: Luhut Buka Fakta di Balik Investasi China di Indonesia

“Keamanan nasional tidak memberi ruang sedikit pun untuk kompromi. Kedaulatan negara serta nilai-nilai kebebasan dan demokrasi adalah fondasi dari bangsa kita,” ujarnya, dilansir Rabu (3/12).

Ia menambahkan bahwa prinsip tersebut merupakan konsensus bersama masyarakat dari Taiwan.

“Ini bukan soal perselisihan ideologi; ini adalah posisi bersama seluruh rakyat dari Taiwan," katanya.

Lai kembali menegaskan bahwa kekuatan adalah unsur kunci untuk menjaga perdamaian.

“Perdamaian tidak dapat dicapai hanya melalui selembar kertas bernama perjanjian damai, dan tidak akan pernah tercapai dengan menyerah pada tuntutan agresor,” tegasnya.

Menurutnya, rekonsiliasi hanya dapat dicapai bila pihaknya memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi kepentingan nasional dari Taiwan.

“Tanpa kekuatan yang memadai, rekonsiliasi akan berubah menjadi penyerahan," ungkapnya.

Pemerintah Taiwan sebelumnya mengumumkan reformasi pelatihan pasukan cadangan, termasuk peningkatan intensitas latihan pertempuran dan menembak. Pada tahun berikutnya, mereka juga memperpanjang masa wajib militer menjadi satu tahun.

Lai menyaksikan para reservis mengoperasikan drone, menembakkan senjata, melempar granat dan melakukan penanganan darurat dengan memasang torniket pada rekan mereka.

Baca Juga: Taiwan Bakal Terus Lobi Trump, Ingin Tarif Diturunkan Jadi 15%

Meski Taiwan terus meningkatkan produksi senjata dalam negeri, negara tersebut masih mengandalkan peralatan militer besar, termasuk pesawat tempur dari Amerika Serikat (AS).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: