Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Fintech Indonesia Tawarkan Peluang Bisnis Triliunan Rupiah

Pasar Fintech Indonesia Tawarkan Peluang Bisnis Triliunan Rupiah Kredit Foto: Istimewa

Menjawab pertanyaan tentang kategori terseksi di fintech, Alwin mengatakan kategori crowdfunding sekuritas sangat menarik saat ini. Pada dasarnya, securities crowdfunding adalah sekuritisasi proyek oleh UMKM yang dapat diikuti oleh investor ritel berdasarkan kriteria tertentu. Namun, perlu ada sosialisasi yang lebih besar dan struktur proyek yang lebih baik. Kategori lain yang mendapatkan traksi besar adalah penilaian kredit. 

“Jadi saya kira penggunaan big data dan data alternatif akan semakin marak di Indonesia,” tambah Alwin.

Perbankan digital juga menawarkan peluang bisnis yang luar biasa bagi para pemain fintech. Bahkan saat ini semakin banyak bank tradisional seperti bank pembangunan daerah secara agresif bermitra dengan fintech karena mereka tidak perlu berinvestasi di belanja modal. Sebaliknya, fintech diuntungkan dengan kekuatan BPD dalam mengenali budaya dan kearifan local. 

Dalam hal pemilihan partner yang tepat, Melisa Irene, partner East Ventures mengatakan bahwa banyak organisasi yang dapat membantu menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak.

Sebelum melakukan transaksi, penting bagi investor untuk memahami pihak lain sehingga mereka dapat melakukan percakapan. Juga, kita perlu menjangkau orang-orang yang dapat memperkenalkan kita, memberikan sudut pandang kita versi seseorang. Dia menambahkan bahwa pasar B2B khususnya menawarkan potensi besar mengingat sektor UKM Indonesia yang besar dan ketersediaan data yang lebih besar.

Senada, Dima Djan, CEO ALAMI mengatakan dalam kemitraan bisnis, kecocokan adalah prioritas utama. Pihaknya membutuhkan seseorang yang dapat memahami budaya yang berbeda dan yang sudah terbiasa dengan budaya Indonesia. Juga dari segi teknologi, Singapura cenderung memiliki pemahaman yang lebih dalam.

“Kami membutuhkan tim komunikasi yang dapat menembus celah dengan mitra potensial atau ketika kami mendekati pasar baru. Misalnya ketika kita memasuki pasar Bandung dan Jakarta, perusahaan dari dua kota ini akan memiliki ekspektasi yang sangat berbeda dalam hal kecepatan dan strategi eksekusi, ” tambah Dima.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: