Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengungkapkan pada tahun 2030 Indonesia akan memasuki masa puncak bonus demografi. Di tahun tersebut, jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) produktif akan lebih besar daripada yang nonproduktif.
Di satu sisi, bonus demografi adalah anugerah karena angkatan kerja produktif Indonesia melimpah. Namun, di sisi lain, bonus demografi juga terdapat tantangan besar.
Baca Juga: Siapkan Pekerja Tani Andal, Kemenko PMK Sebut Polbangtan Jadi Pilihan
Menurut Menko PMK Muhadjir Effendy, pemerintah harus menyediakan setidaknya 3,6 juta lapangan pekerjaan tiap tahunnya. Akan tetapi, menurut dia, hal itu cukup sulit untuk dipenuhi oleh pemerintah saja.
"Karena kalau mengandalkan pemerintah harus menyiapkan 3,6 juta lapangan kerja per tahun sangat tidak mungkin. Kondisi industri kita belum sebagus negara maju," ujarnya saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Dies Natalis Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Ke-21, Kamis (25/8/2022).
Baca Juga: Dorong Ketahanan Pangan dan Perbaikan Lingkungan, Kemenko PMK Gaet SMK Binaan Astra
Karenanya, Menko PMK mendorong anak-anak muda untuk memiliki mental pengusaha adalah pilihan tepat untuk memanfaatkan bonus demografi. "Pilihan paling rasional yaitu mendorong anak-anak muda untuk terjun ke dunia usaha untuk mandiri. Menjadi employer bukan employee. Itu idealnya," ujar Muhadjir.
Menko PMK meminta kepada perguruan tinggi untuk mendesain skema pendidikan yang bisa menjadikan lulusannya memiliki mental pengusaha. Termasuk pada Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri), dia meminta agar pihak kampus memberikan bekal yang baik kepada para mahasiswa agar siap menjadi pengusaha.
"Karena itu saya mohon mahasiswa Unitri dibekali kecakapan, keterampilan, dan keahlian yang memadai. Dan harus ditanamkan betul mental sejak dini bahwa mereka bukan mental pencari kerja tapi menjadi pionir pencipta lapangan kerja," ucapnya.
Menurut Muhadjir, apabila setiap perguruan tinggi bisa menciptakan lulusan yang memiliki mental pengusaha dan menciptakan lapangan kerja, maka tantangan bonus demografi bisa dilewati dengan baik.
Baca Juga: Menko PMK Muhadjir Akan Jadi Inspektur Upacara HUT RI di Ponpes Al Mukmin Ngruki
"Kalau kita berhasil menyiapkan angkatan kerja sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja dan tersedia lapangan kerja yang sangat luas, baru kita bisa menjadi negara maju. Tetapi kalau gagal, maka kita akan masuk menjadi negara middle income trap, negara pendapatan menengah," ujarnya.
Menko PMK menerangkan pemerintah tetap berupaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk para angkatan kerja produktif. Di samping itu, dia meminta agar perguruan tinggi mendidik dan melatih para mahasiswa dan mahasiswinya menjadi pengusaha dan pencipta lapangan pekerjaan.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Kolaborasi Hadapi Tantangan Digitalisasi dan Bonus Demografi
Menurutnya, untuk mencapai kesuksesan bonus demografi bukan hanya tugas pemerintah saja. Tetapi perlu sinergi dan gotong royong bersama semua pihak termasuk dunia industri dan perguruan tinggi.
"Sangat berat kalau kita tidak memikul gotong royong untuk menyiapkan itu. Karena itu mendidik anak-anak mahasiswa sejak awal menjadi percaya diri berani mengambil resiko bekerja keras itu harus dilakukan. Agar dia menjadi entrepeneur andal, risk taker yang tidak hanya mencari selamat," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas