Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangan Murung Gegara Kasus Rektor Unila, Masih Banyak Kok Cara Masuk PTN Tanpa Kekuatan Orang Dalam

Jangan Murung Gegara Kasus Rektor Unila, Masih Banyak Kok Cara Masuk PTN Tanpa Kekuatan Orang Dalam Kredit Foto: Bimbel Lavender
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merupakan impian dan kebanggaan bagi sebagian besar murid SMA. Namun, mereka harus melewati seleksi serta persaingan yang ketat untuk bisa lulus masuk PTN. Tak jarang, cara-cara gelap juga dicari untuk bisa memastikan mereka lulus PTN.

Kasus suap penerimaan calon mahasiswa di Universitas Lampung (Unila) melalui jalur mandiri membuktikan bahwa cara-cara gelap untuk masuk PTN benar adanya. Salah satunya melalui “jalur belakang” atau “orang dalam”.

Baca Juga: Berkaca Kasus Rektor Unila, Unair Punya Strategi Cegah Suap Seleksi Penerimaan Mahasiswa

Praktik “jalur belakang” atau “orang dalam” memang sudah seperti rahasia umum. Penyelenggara bimbingan belajar (Bimbel) juga kerap mendapat pertanyaan dari orang tua murid apakah bimbelnya menyediakan jasa “jalur belakang” agar anaknya masuk PTN. Mereka dianggap memiliki “akses” untuk bisa mendapatkan jalur belakang tersebut.

Hal itu disampaikan CEO Bimbel Lavender, Galih Pandekar, yang mengaku sering mendapat pertanyaan dari beberapa orangtua siswa apakah bimbelnya menyediakan “jalur belakang” agar anaknya dapat diterima di PTN.

“Kami sering mendapat pertanyaan mengenai ‘jalur belakang’ atau ‘orang dalam’ untuk masuk PTN. Kami sama sekali tidak punya dan tidak pernah menawarkan hal itu. Biasanya akan langsung kami arahkan dengan program-program Supercamp unggulan kami,” ujar Galih.

Bimbel Lavender memang dikenal sebagai bimbel ekslusif yang menyediakan program belajar Supercamp dengan harga berkisar Rp65-125 juta. Program belajar Supercamp adalah program persiapan masuk PTN dengan cara menginap di hotel berbintang. Sebagian orangtua murid berpikir bahwa dengan harga semahal itu maka anaknya dipastikan diterima di PTN.

Baca Juga: Bandingkan Zaman Ahok, Anies Banyak Resmikan Rusunawa, Janji Politiknya Tuntas?

“Bimbel kami sering ditanya apakah harga tersebut dapat menjamin siswa lulus PTN 100%, kami jawab tidak. Namun kami menjamin siswa untuk belajar dengan lingkungan dan fasilitas yang mendukung. Program kami adalah murni belajar untuk persiapan masuk PTN,” tambah Galih.

Galih pun menyayangkan beberapa orang tua murid masih mengandalkan jalan pintas seperti itu. Padahal,  untuk bisa tembus ujian masuk PTN ada banyak cara yang dilakukan secara halal, bukan dari cara-cara jalan pintas seperti “jalur belakang” atau joki.  

“Saat ini sudah banyak sekali kesempatan untuk bisa masuk PTN. Mulai dari banyaknya jalur penerimaan, perkembangan teknologi yang memungkinkan murid belajar tambahan dari media sosial dan aplikasi, hingga belajar di bimbingan belajar,” sambungnya.

Baca Juga: Gegara Suara 'Sayang' Saat Bahas Ferdy Sambo, DPR Jadi Seperti Srimulat, Macam Wayang Golek!

“Di bimbel milik kami, kami tidak hanya menyediakan guru dan ruang belajar, tetapi juga menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, meningkatkan mental murid-murid untuk menghadapi ujian masuk PTN, dan juga mengajarkan strategi pemilihan program studi untuk membuka peluang masuk PTN. Itulah mengapa kami membuat program Supercamp.”

Galih juga mengingatkan kepada orang tua murid agar jangan mudah percaya dengan iming-iming “jalur belakang” atau “pasti lulus” dari beberapa oknum tidak bertanggung jawab. Ada kemungkinan mengarah ke kasus penipuan.

“Pernah ada oknum tidak bertanggung jawab mencatut nama kami dan mengaku sebagai staf Bimbel Lavender, kemudian menjanjikan kelulusan lewat jalur belakang. Padahal itu murni penipuan. Hal ini juga harus diwaspadai para orang tua murid,” ungkapnya.

Adanya dugaan praktik “jalur belakang” dalam proses penerimaan mahasiswa di PTN juga telah memunculkan wacana untuk menghapus penerimaan mahasiswa baru lewat jalur mandiri, atau hanya dilakukan satu jalur saja.

Meski demikian, Galih mengaku kurang setuju dengan wacana tersebut. Menurutnya, jalur mandiri memiliki banyak keuntungan baik dari pihak universitas dan pihak peserta.

Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak Terus Tambah Jeratan Hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Gak Main-main!

“Sebetulnya jalur mandiri itu bagus karena universitas dapat menentukan standarnya sendiri untuk menyeleksi mahasiswa-mahasiswa yang kompeten. Selain itu, jalur mandiri juga memberikan kesempatan kedua bagi peserta yang belum lulus UTBK dan SNMPTN,” tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: