Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lebih dari 80 Rakyat Palestina Mati Syahid Gara-gara Aksi Brutal Militer Israel

Lebih dari 80 Rakyat Palestina Mati Syahid Gara-gara Aksi Brutal Militer Israel Kredit Foto: Instagram/Israel

Kematian Abu Akleh, telah mendorong sejumlah penyelidikan independen. Penyelidikan independen menyimpulkan, Abu Akleh kemungkinan dibunuh oleh tembakan Israel. Namun Israel membantah menargetkan Abu Akleh dan masih menyelidiki kasus tersebut. 

Kemudian ada juga kematian Omar Assad pada Januari. Pria berusia 78 tahun ini meninggal tak lama setelah tentara Israel mengikat dan menutup matanya, serta meninggalkannya dalam cuaca dingin.  

Baca Juga: Yordania Buka Suara, Israel Harusnya Ubah Pikiran buat Setop Pelanggaran di Masjid Al Aqsa

Dalam kasus itu, para perwira senior Israel mendapatkan teguran dan dicopot dari kepemimpinannya. 

Abu Akleh dan Assad adalah orang Palestina yang memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat. Oleh karena itu, Washington ikut mengangkat kedua kasus tersebut dengan Israel. 

Pekan lalu, Israel memecat empat tentaranya setelah mereka tertangkap kamera sedang memukul dan menendang dua orang Palestina yang ditahan. 

Namun, keadilan tidak berpihak pada keluarga Salah Sawafta. Dia ditembak di luar toko roti saat kembali dari salat subuh di Kota Tubas, Tepi Barat pada awal bulan ini. Sawafta tertembak ketika pasukan Israel terlibat baku tembak dengan orang-orang bersenjata Palestina. 

Keluarga Sawafta meyakini, dia dibunuh oleh penembak jitu Israel di sebuah gedung di seberang jalan. Pemilik toko roti yang menyaksikan penembakan itu, Zakreya Abu Dollah, mengatakan, dia melihat tentara Israel bertebaran di jalanan. Tetapi tidak ada pria bersenjata Palestina atau pelempar batu di daerah terdekat. 

Militer mengatakan sedang menyelidiki kematian Sawafta. Israel mengklaim Sawafta tewas terkena peluru nyasar yang ditembakkan oleh militan Palestina.

Jehad Sawafta mengatakan, Salah Sawafta tidak memiliki hubungan dengan faksi politik atau kelompok militan mana pun.

Jehad mengatakan, mendiang saudara laki-lakinya mencari nafkah dengan berdagang pakan ternak.  

Salah memiliki seorang putra dan empat putri. Salah satu putri Salah berencana menikah pada Jumat (26/8/2022) lalu. Namun Salah tewas dibunuh seminggu sebelum pernikahan putrinya. 

“Putri keduanya seharusnya menikah pada 26 Agustus, tetapi kemudian semuanya menjadi terbalik. Gadis-gadis itu sangat mencintai ayah mereka, karena dia memberikan kehidupan yang baik dan bermartabat," kata Jehad.    

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: