Curigai Investigasi, Iran Ogah Balik Lagi ke Kesepakatan Nuklir karena...
Pada bulan Juni, dewan gubernur IAEA mengadopsi resolusi yang mengecam Iran karena gagal menjelaskan secara memadai penemuan jejak uranium yang diperkaya sebelumnya, di tiga lokasi yang tidak diumumkan oleh Teheran sebagai tempat kegiatan nuklir.
Perjanjian antara Iran dan enam kekuatan dunia yakni Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia, dan AS, telah memberikan keringanan sanksi kepada Iran, sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.
Sejak menjabat pada 2021, Presiden Joe Biden telah berusaha mengembalikan AS ke kesepakatan yang ditinggalkan secara sepihak oleh pendahulunya Donald Trump pada 2018.
Pembicaraan Wina, yang dimulai pada April tahun lalu, bertujuan untuk mengembalikan AS ke pakta nuklir tersebut. Ini termasuk upaya untuk mencabut sanksi terhadap Iran, demi mengembalikan Teheran ke kepatuhan penuh terhadap komitmennya.
Negosiasi tidak langsung antara Teheran dan Washington sejauh ini dilakukan melalui mediasi UE.
Kesepakatan 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir - sesuatu yang selalu disangkal Republik Islam tersebut.
"Senjata nuklir tidak memiliki tempat dalam doktrin pertahanan kami," tegas Raisi pada Senin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: